Berita

Ilustrasi SPBU Pertamina/Net

Publika

Benarkah Rakyat Menyubsidi Pemerintah Lewat Harga BBM?

SELASA, 28 APRIL 2020 | 03:21 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

DIKUTIP dari S & P Global Platts, Pertamina impor Ron 92 atau pertamax dengan harga 23 dolar/barel - 28 dolar per barel. Harga BBM impor ini setara dengan Rp 2.314/liter sampai dengan Rp 2.817/liter. Lumayan banget untungnya kalau dijual di Indonesia Ron 92 atau pertamax seharga Rp 9.000 per liter.

Dikatakan pula bahwa Jumat malam, pembeli bensin terbesar di kawasan itu mengeluarkan tender, ditutup pada 24 Maret, mencari total 1,2 juta barel bensin 92 Ron dalam empat paket terpisah dengan berbagai ukuran untuk April, menurut dokumen tender yang dilihat oleh Platts.

Pada 19 Maret, Platts menilai bensin FOB Singapura 92 RON -patokan bensin Asia paling cair- pada level terendah 18 tahun 23,07 dolar/barel, terakhir lebih rendah pada 22 Februari 2002 pada 22,90 dolar/barel.

Jadi dalam masa corona ini tampaknya rakyat yang tengah memberikan "subsidi" kepada negara lewat harga minyak. Subsidi dari rakyat tersebut senilai selisih harga impor BBM impor dari Singapura dengan harga jual BBM di dalam negeri.

Memang publik tau bahwa saat ini pemerintah tidak punya uang sehingga tidak punya kemampuan menghadapi corona. Demikian juga dengan BUMN migas juga mengasapi kesulitan cash flow dan kesulitan bayar utang. Banyak piutang Pertamina masih nyangkut di kas pemerintah dan belum dibayar.

Memanfaatkan momentum minyak mentah dan BBM impor murah, Pertamina BUMN yang mengurus minyak telah melakukan kontrak pembelian BBM impor lebih banyak, menyewa beberapa tanker unruk menyimpan minyak dan BBM.

Pertamina juga menutup operasi kilang dalam negeri karena lebih mahal ketimbang impor, sementara harga jual minyak dalam negeri masih bagus harganya tidak berbeda dengan masa sebelum corona.

Penulis adalah peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Penyelundupan Ganja 159 Kg di Pelabuhan Bakauheni Digagalkan Polda Lampung

Jumat, 08 November 2024 | 01:53

Dorong Pengembangan Energi Panas Bumi, Pemerintah Bakal Suntik Dana ke PT Geo Dipa Energi

Jumat, 08 November 2024 | 01:36

Persib Menang Dramatis di Kandang Lion City, Hodak Akui Dinaungi Keberuntungan

Jumat, 08 November 2024 | 01:20

Dasar Hukum Penetapan Tersangka Tom Lembong Harus Dibuktikan

Jumat, 08 November 2024 | 00:59

Kemenkeu Siapkan Daftar Aset Sitaan BLBI untuk Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo

Jumat, 08 November 2024 | 00:45

Tiba di Surabaya, Kapal Selam Rusia Disambut Hangat Prajurit TNI AL

Jumat, 08 November 2024 | 00:25

Bahlil Umumkan Kepengurusan Lengkap Partai Golkar 2025-2029

Kamis, 07 November 2024 | 23:59

KPK: Korupsi di LPEI Rugikan Negara Rp1 Triliun

Kamis, 07 November 2024 | 23:22

Relawan Bobby Lovers Dituding Pelaku Pelemparan Wajah Edy Rahmayadi

Kamis, 07 November 2024 | 22:50

TNI AD-JHL Foundation Dukung Swasembada Pangan Prabowo

Kamis, 07 November 2024 | 22:46

Selengkapnya