Berita

Ketua ProDEM Iwan Sumule/Net

Politik

Iwan Sumule: Belva Dan Taufan Sudah Mundur, Presiden Masih Ora Mudeng Pangkalnya Di Mana?

JUMAT, 24 APRIL 2020 | 20:36 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Dua Staf Khusus Presiden Joko Widodo telah menyatakan mundur dari jabatannya. Pertama, Adamas Belva Syah Devara yang mundur setelah keikutsertaan perusahaannya, Ruangguru dalam Program Kartu Prakerja disorot.

Belva Devara dianggap melanggar etika conflict of interest dan melakukan abuse of power.

Pada hari ini, Jumat (24/4), giliran Andi Taufan Garuda Putra yang mengundurkan diri. Pengunduran diri itu juga tidak lepas dari sorotan publik atas ulah Andi Taufan membuat surat berkop Sekretariat Kabinet ke camat se-Indonesia.

Surat itu bertujuan untuk menitipkan perusahaannya, PT Amartha Mikro Fintech dalam giat relawan desa atasi Covid-19. Selain diduga menyalahgunakan wewenang, Andi Taufan juga diduga melakukan maladministrasi karena menerbitkan surat dengan menggunakan kop Setkab.

Pengunduran diri Andi Taufan ini pun mendapat apresiasi tinggi dari Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM).

“ProDEM pun apresiasi mundurnya stafsus Andi Taufan,” ujar Ketua ProDEM Iwan Sumule kepada redaksi, sesaat lalu.

Terlepas dari apresiasi itu, Iwan Sumule menilai bahwa Presiden Joko Widodo seharusnya bisa memetik pelajaran dari mundurnya dua stafsus tersebut. Pelajaran yang dimaksud adalah mengenai siapa yang menjadi pangkal masalah harus mundur.

“Belva dan Taufan sudah mundur, presiden masih ora mudeng pangkalnya di mana? Pangkal masalah ada pada presiden yang angkat stafsus dan beri kekuasaan,” tekannya.

Dia lantas mengurai proyek aplikator Kartu Prakerja yang dianggarkan mencapai Rp 5,6 triliun akan menjadi pangkal masalah. Ini lantaran mitra dipilih bukan melalui tender, melainkan sebatas proses verifikasi yang diduga kental dengan motif penunjukan langsung pada Maret lalu.

Setidaknya ada 8 platform digital yang sudah dipilih, termasuk Ruangguru. Berdasarkan itungan dari peneliti Indef Nailul Huda, penyedia pelatihan itu bisa meraup untung hingga Rp 475 miliar per platform.

Iwan Sumule meyakini penunjukan langsung itu bermasalah dan akan menjadi sumber masalah di kemudian hari.

“Tunjuk langsung proyek Rp 5,6 triliun itu sumber masalah. Iya nggak sih?” tutur ketua DPP Partai Gerindra itu mengakhiri.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya