Berita

Ilustrasi Adnan Menderes/Net

Muhammad Najib

Mengenang Adnan Menderes Pembela Islam Melawan Sekularisme Di Turki

SENIN, 20 APRIL 2020 | 20:43 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

NAMA lengkapnya Ali Adnan Ertekin Menderes, lahir dari keluarga sejahtera di Kocarli, Provinsi Aydin, Turki, pada tahun 1899. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, ia mengikuti kuliah di American College di Izmir. Ia kemudian menyelesaikan sarjananya di bidang hukum, di Universitas Ankara.

Saat masih kuliah, Menderes juga mengikuti pendidikan militer. Ia ikut terlibat perang pembebasan negaranya melawan tentara pendudukan antara tahun 1920-1923. Saat itu wilayah Turki diduduki oleh banyak tentara asing, khususnya yang tergabung dalam Sekutu, akibat kekalahan Turki pada Perang Dunia I.

Setelah perang usai, Menderes terlibat politik secara aktif dengan masuk Partai Rakyat Republik. Ia terpilih sebagai anggota parlemen, mewakili daerah Aydin tahun 1931.

Pada tahun 1938, Presiden sekaligus Bapak pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia. Posisinya digantikan oleh kader kesayangannya, yang sebelumnya menjabat sebagai Perdana Mentri, bernama Ismet Inonu.

Inonu melanjutkan gaya kepemimpinan pendahulunya, otoriter militeristik dengan pemerintahan yang sentralistik berideologi nasionalisme sekuler yang sangat ekstrem (Laicite dalam bahasa Prancis).

Sebagai anggota parlemen sekaligus kader partai, Menders sering berbeda pendapat dengan mayoritas anggota partainya. Bahkan sampai menimbulkan penentangan terbuka terhadap sang ketuanya. Pada tahun 1946, Inonu mulai membuka kran untuk melonggarkan kehidupan politik dengan semangat demokratisasi.

Menderes bersama rekannya bernama Mahmut Jalal Bayar yang menjadi anggota parlemen mewakili Provinsi Kutahya, memanfaatkan peluang ini dengan mendirikan Partai Demokrasi.

Walaupun belum sepenuhnya pemilu dilaksanakan secara demokratis, akan tetapi Partai Demokrat pimpinan Menderes berhasil mendapatkan 62 kursi di Parlemen tingkat nasional, kemudian menempatkannya sebagai partai oposisi resmi ke-4.

Pada Pemilu berikutnya yang diakui oleh berbagai pihak sebagai pemilu demokratis pertama pada tahun 1950, partainya berhasil mengumpulkan 318 kursi di parlemen dan keluar sebagai pemenang, yang kemudian mengantarkan Adnan Menderes sebagai Perdana Mentri sipiĺ pertama.

Selain berbagai program ekonomi berupa industrialisasi, pembangunan infrastruktur, dan ekstensifikasi pertanian yang ditawarkan Menderes dalam kampanyenya, yang unik dan baru derta membedakan Partai Demokrat dengan partai lain, khususnya partai petahana yang mengusung ideologi sekuler yang didirikan Ataturk adalah berbagai program Islamisasi kembali masyarakat Turki, seperti: Azan dikembalikan dalam bahasa Arab,
Ibadah haji diperbolehkan, pengajaran kembali agama Islam di sekolah, membuka sekolah Imam Khatib, dan menghapus UU yang melarang muslimah untuk berjilbab.

Pada pemilu berikutnya tahun 1954, sebagai petahana Partai Demokrat menang kembali, sehingga Menderes kembali menduduki kursi Perdana Mentri. Pada periode pemerintahannya kedua kali menghadapi memburuknya situasi ekonomi. Akibatnya Partai Demokrat kehilangan banyak kursi di parlemen pada pemilu 1957, meskipun masih tertinggi dalam pengumupulan suara dan kursi.

Karena itu, Menderes harus berkoalisi saat menyusun kabinetnya. Gonjang-ganjing politik terus mewarnai Turki disamping menghadapi persoalan ekonomi yang belum teratasi. Protes lewat media masa dan demonstrasi di sejumlah kampus, serta kerusuhan di jalan-jalan Istanbul dan Ankara yang digerakkan oleh lawan-lawan politiknya mengakibatkan pemerintah kehilangan wibawa.

Pada pagi hari tanggal 27 Mei 1960, tentara Turki kemudian melakukan kudeta militer pertama sejak Republik Turki berdiri tahun 1923, dimotori oleh 38 perwira yang dipimpin oleh jendral Gorsel Jamal.

Partai Demokrat kemudian dibekukan, Perdana Menteri Adnan Menderes dan Presiden Mahmut Jalal Bayar dengan sejumlah menteri dalam kabinetnya ditangkap, kemudian dikirim ke penjara di Pulau Ada Asa. Pengadilan Militer kemudian memutuskan hukuman penjara seumur hidup untuk Presiden Mahmut Jalal Bayar, dan hukuman gantung untuk perdana mentri Menderes dan dua mentrinya, yaitu Menteri Luar Negeri Fatin Rustu Zorlu dan menteri keuangan Hasan Polatkan, dengan tuduhan punya niat menggantikan paham sekuler dengan Islam.

Pada kepemimpinan Presiden Turgut Ozal, makam Adnan Menderes di Pulau Ada Asa  dipindahakan ke Istanbul. Adnan Menderes merupakan salah satu dari 3 pimpinan politik Turki yang dibangunkan Mausoleum untuk menghormatinya.

Dilihat dari pembangunan Mausoleum ini, maka kedudukannya disejajarkan dengan Mustafa Kemal Ataturk dan Turgut Ozal. Karena sampai saat ini hanya ada 3 negarawan Turki yang dibuatkan Mousoleum sebagai bentuk perhargaan negara atas jasa-jasanya.

Bentuk penghormatan lain yang diberikan, nama Adnan Menderes diabadikan untuk nama universitas di Aydin dan nama bandara di Izmir.

Sampai saat ini masyarakat Turki masih menyanjung namanya sekaligus menyesali kematiannya, diikuti perasaan bersalah yang mendalam atas proses hukuman gantungnya.

Penulis adalah Pengamat Politik Islam dan Demokrasi

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya