Berita

Presiden Joko Widodo dan para stafsus milenial/Net

Publika

Istana Makin Parah

MINGGU, 19 APRIL 2020 | 06:16 WIB

SETELAH Stafsus Milenial Andi Taufan Garuda Putra CEO PT Amartha membuat surat berkop Setkab ke camat-camat yang menggegerkan dan berujung permintaan maaf yang bersangkutan, maka kini muncul lagi kegegeran baru Stafus Milenial lain Adamas Belva Syah Devara yang mendapat proyek aplikasi prakerja senilai Rp 5,6 trilyun.

Rupanya istana saat ini ini jadi tempat mainan proyek proyekan anak anak  bau kencur. Gayanya disebut stafsus milenial. Staf Khusus yang bergeser menjadi Staf Kasus.

Sejak awal keberadaan Staf Khusus Presiden terutama milenial yang berjumlah 7 orang dari seluruhnya 13 personal, telah menimbulkan masalah. Anak-anak milenial rekrutan Jokowi ini miskin pengalaman ketatanegaraan.

Akibatnya ya seperti yang terjadi belakangan ini "kikuk" dan "gegabah" melaksanakan tugas sebagai orang penting di lingkaran dalam istana. Lebih banyak "mejeng" mengisi ruang etalase ketimbang kerja riel yang benar produktif di lapangan. Lagi pula "staf" kok sudah ada yang merasa  seperti "setingkat" Menteri.

Ini baru dua kasus yang muncul dari staf khusus. Jangan jangan masing masing staf sebenarnya sudah ada bagi bagi proyek yang "terstruktur, masif, dan sistematis". Benar juga usulan bahwa harus segera ada audit atas staf khusus Presiden dan Wakil Presiden. Wakil Presiden juga lagi "sumringah" dibolehkan punya sepuluh staf khusus.

Staf khusus bila tak jelas pengawasan dan pekerjaan bisa menjadi jaringan strategis dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Jokowi harus memecat Andi Taufan Garuda Putra atas kesalahan "administrasi" yang merugikan istana. Tidak cukup ditegur. Begitu juga harus membatalkan proyek nepotisme kepada Adamas Belva Syah Devara. Jika Belva sudah siap mundur izinkan untuk mundur dari status staf khusus. Tentu tanpa membawa "take home pay" proyek 5,6 trilyunnya. Kredibilitas Presiden dipertaruhkan karena merekrut anak anak "genit" seperti ini.

Teringat sewaktu pelantikan Presiden  bulan Oktober 2019 yang lalu Ki Sabdo mengundang makhluk halus Nyi Loro Kidul, Nyi Blorong, Jin Kahyangan dan lainnya. Para dedemit itu apa ikut atau tidak untuk mengisi ruang istana Presiden. Jika iya memang harus segera dibersihkan dan "diaudit" sebab jika tidak,  maka uang negara akan dikuras habis untuk bagi bagi proyek pengisi istana.

Oleh atau termasuk para dedemit itu yang akan ikut berpesta. Dedemit cilik tuyul dan dedemit dewasa genderuwo.

M Rizal Fadillah
Pemerhati politik

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya