Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Lockdown Pak Presiden!

JUMAT, 27 MARET 2020 | 11:18 WIB

PERNYATAAN Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang meminta ketegasan Presiden Joko Widodo mencegah penyebaran virus Covid-19 adalah sangat penting. Menurutnya, fasilitas kesehatan di Indonesia tidak siap menangani lonjakan pasien Covid-19.

Dalam keterangannya, Dewan Guru Besar FKUI, Siti Setiati, menyatakan alat bantuan pernapasan saja hanya ada di beberapa rumah sakit. Hal itu menyebabkan case fatality rate (CFR) yang tinggi, jauh di atas China.

Oleh karena itu, Dewan Guru Besar FKUI menyarankan Jokowi untuk menerapkan partial selective lockdown. Ini merupakan langkah menutup wilayah atau provinsi terjangkit infeksi Covid-19 selama minimal 14 hari.

Pernyataan di atas adalah cara memutus rangkai penularan infeksi dan memudahkan penghitungan kebutuhan sumber daya untuk penanganan di rumah sakit. Namun, untuk menerapkan hal itu, pemerintah perlu kalkulasi biaya dengan cepat dan cermat untuk menjamin hajat hidup minimal warga miskin selama dua minggu karena kegiatan perekonomian akan lumpuh total.

Korban Bertambah

Kalau kita baca data yang tersebar di berbagai media, kasus virus Covid-19 sampai dengan hari ini terus bertambah. Hal itu dikarenakan tidak tegasnya sikap pemerintah, walaupun sudah turun Inpres nomor 40 tahun 2020.

Sepertinya pemerintah menganggap kasus virus Covid-19 ini sebagai penyakit yang mudah sembuh sendiri, seperti banyolan Menteri Kesehatan waktu itu. Saya menduga bahwa banyolan para pejabat waktu itu adalah bentuk ketidakseriusan pemerintah.

Adapun data terbaru dari BNPB bahwa jumlah pasien positif terinfeksi virus Covid-19 bertambah menjadi 893 orang pada Kamis kemarin. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 78 orang, dengan jumlah yang sembuh 35 orang.

Hal itu dikarenakan ada penambahan kasus konfirmasi positif kurang lebih 103 orang sehingga jumlah totalnya 893. Ini membuktikan bahwa virus tersebut sangat berbahaya dan mematikan. Bahkan penularannya pun cepat dan sulit dideteksi.

Pemerintah Ambil Langkah Radikal

Barangkali lockdown adalah sebuah langkah radikal yang harus diambil oleh Pemerintah. Guna memutus rantai penyebaran virus corona ini. Konsekuensinya memang negara harus hadir memberi kehidupan bagi warga terutama yang ekonomi menengah ke bawah.

Keputusan lockdown pun harus dihitung dengan matang. Sebab dalam kondisi krisis ini negara lagi kesulitan uang. Tapi dengan cara yang pas, negara harus mampu menjadikan kasus tersebut menjadi kekuatan bersama.

Jangan selalu keputusan yang cenderung berpikir investasi dan ekonomi semata. Padahal pinjaman Bank Dunia itu hanya untuk negara dalam melakukan kondisi lockdown, bukan untuk membantu UMKM yang terkena dampak pendemik.

Padahal kalau pemerintah mau rendah hati pada rakyat, pasti rakyat mau melakukan solidaritas secara baik. Karena ini wabah, jadi rakyat pasti ada di belakangnya.

Rakyat Indonesia adalah rakyat yang penurut, jadi tidak sulit melakukan ajakan tentang solidaritas untuk melawan virus Covid-19. Pemerintah juga tidak boleh egois dan menang sendiri.

Kita harus belajar dari Vietnam, Singapura, dan Korea Selatan. Kita juga tidak ingin seperti di Italia yang sangat mencekam dengan tingkat kematian yang tinggi.

Sebagai negara dengan budaya gotong royong, sangat berpotensi untuk mempercepat penularannya. Jangan sampai pameo yang selama ini ada berubah menjadi "bersatu kita runtuh, bercerai kita utuh".

Oleh Himawan Sutanto

Pemerhati Budaya Politik

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya