Berita

Ridwan Kamil/Net

Nusantara

Ridwan Kamil: Bukan Tes Massal Tetapi Tes Masif, Seperti Di Korea Selatan

SELASA, 24 MARET 2020 | 11:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kabar mengenai Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan tes massal virus corona, diluruskan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Lewat cuplikan videonya di Instagram, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa itu adalah tes masif, bukan massal.

"Sampurasun warga Jawa Barat. Dalam kesempatan ini saya ingin menerangkan prosedur tes masih covid-19, diubah ya, nggak pakai kata massal tapi masif," terang Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil.


Masih seperti rencana semula, tes cepat virus corona dilakukan sesuai prioritas, tidak untuk semua orang. Dilakukan berbarengan tetapi hanya orang-orang dengan prioritas yang bisa menjalani tes tersebut.

"Sekali lagi, bukan untuk mengetes semua warga. Tujuannya adalah mencari peta persebaran covid 19 dari mereka mereka yang dicurigai dan radius mereka di mana. Kedua memutus mata rantai persebaran Yang sekarang kita duga ada di Jawa Barat," tegas Kang Emil.

"Setelah ketahuan siapa saja yang positif, akan ada tindakan lanjutan medis."  

Menurut kasus yang telah ada di Jawa Barat, pengetesan dilakukan di wilayah tersebut. Misal, data kasus yang tercatat saat ini penyebaran ada di Bogor, maka pengetesan akan dilakukan di zona Bogor, lalu Depok, kemudian Bekasi.

Selanjutnya data kasus ada di wilayah Bandung, maka pengetesan dilakukan di wilayah Bandung Raya sesuai jumlah positif covid-19 yang terdata, seperti Cimahi, Sumedang dan seterusnya.

Kang Emil mengklaim yang ia lakukan mengikuti model Korea Selatan yang dianggap paling baik.

"Ini dipilih Presiden, tidak ada yang namanya lockdown, ya. Tapi dimasifkan tesnya, itu (seperti) di Korea Selatan."

Kang Emil juga menyinggung bahwa orang-orang Korea memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

"Bedanya orang Korea, oppa-oppanya, disiplin sangat. Kira-kira begitu, ini harus jadi tantangan kita di Jawa Barat. Di Korea Selatan juga melakukan opsi, pertama door to door. Kita juga melakukan itu. Opsi kedua dites di Rumah Sakit, kita juga ada. Ops ketiga, drive-through, kita juga ada, nah ini yang mungkin akan diterangkan lebih lanjut."

Korea Selatan hanya mengetes 300 ribu dari 51 juta penduduk, sesuai imbauan WHO.

"Sehingga totalnya hanya 0,6 persen. Kesimpulannya tidak untuk semua warga tapi untuk menyampling, uji petik mencari peta persebaran," tutup Kang Emil.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya