Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Singgasana Yang Ambruk

SABTU, 21 MARET 2020 | 11:52 WIB

EKONOMI Indonesia dengan tingkat pertumbuhan 5 persen sudah mengkhawatirkan dengan kecenderungan stagnan bahkan menurun. Bisa berkisar di 4 persen. Napas tentu sudah agak sesak.

Ini tanpa efek dari wabah corona yang "mulai" menyerang Indonesia. Biaya untuk menanggulangi maupun kebijakan "lockdown" dipastikan akan lebih menggerus pertumbuhan.

Menurut pengamat ekonomi Rizal Ramli pertumbuhan ekonomi yang menurun ini disebabkan "bubble economy" gagal bayar (termasuk Jiwasraya dan Asabri), anjlok daya beli, bisnis digital, dan penurunan pendapatan petani. Belum lagi kondisi defisit neraca perdagangan.


Corona yang menjadi pandemik tentu signifikan berdampak ekonomi.

Sri Mulyani mulai panik. Menurutnya dengan perdagangan internasional turun 30 persen dan penerbangan 75 persen saja dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menjadi 2,5 persen belum lagi disrupsi tenaga kerja yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga.

Bahkan Sri sudah ancang-ancang dengan pertumbuhan pesimistik 0 persen.

Tentu saja "krisis" ekonomi akan berpengaruh pada politik. Kegoyahan ekonomi cepat atau lambat menyebabkan kegoyahan politik.

Sejarah Indonesia membuktikan bahwa orde lama rontok diakibatkan krisis ekonomi di tahun 60-an. Soekarno pun jatuh. Begitu juga Soeharto akhirnya jatuh dipicu oleh krisis ekonomi pada tahun 1998.

Kini ketika basis ekonomi rapuh ditambah dengan korupsi dan wabah corona yang makin berat ditangani, maka "political infection" juga akan semakin menganga.

Sejak mulai pelantikan kepercayaan politik rakyat pada pemerintah terus rendah. Kebijakan politik "kepentingan oligarkhis" membuat rakyat resah.

Mulai dari pelumpuhan KPK melalui revisi, skandal Jiwasraya, nafsu pindah ibukota, hingga omnibus law seluruhnya tidak populis. Tidak mendapat dukungan rakyat.

Kepercayaan yang stagnan di "5 persen" terus menurun menjadi "4 persen". Dengan wabah corona melalui penanganan abai di awal hingga panik di akhir dan semakin merosotnya pertumbuhan ekonomi maka bukan hal yang mustahil tingkat kepercayaan publik pada pemerintahan Jokowi juga terus merosot.

Bisa "2,5 persen" atau bahkan mengikuti kekhawatiran Sri Mulyani akhirnya kepercayaan politik itu 0 persen pula. Artinya rakyat sudah tidak percaya.

Ketidakpercayaan rakyat adalah saat rezim untuk turun.

Mundur adalah wujud dari masih ada sifat tahu diri. Sebaliknya jika ingin "duduk terus tak mau berdiri" biasanya turunnya dengan cara dimundurkan.

Sejarah politik berbicara lantang tentang singgasana yang ambruk.

M. Rizal Fadillah Penulis adalah pemerhati politik.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya