Berita

Soekarno dan Fidel Castro/Net

Publika

60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Kuba

OLEH: TANIA VELAZQUEZ LOPEZ *
MINGGU, 01 MARET 2020 | 09:20 WIB

TAHUN 2020 menandai 60 tahun sudah persahabatan antara Indonesia dan Kuba.

Semua berawal pada 1959 di Jakarta. Ketika Komandan Ernesto "Che" Guevara tiba di Jakarta sebagai utusan khusus Perdana Menteri Kuba. Di akhir kunjungannya, sebuah pengumuman muncul, Indonesia dan Kuba akan menjalin hubungan diplomatik.

Barulah pada 22 Januari 1960, kedua negara secara resmi membuka hubungan diplomatik. Empat bulan kemudian, Presiden Soekarno atau yang akrab dipanggil Bung Karno, melakukan kunjungan bersejarah ke Kuba. Dia adalah kepala negara pertama yang mengunjungi Pulau Karibia itu setelah kemenangan revolusi.


Selama kunjungannya, Presiden Soekarno menjalin hubungan timbal balik dengan Komandan Tertinggi, Fidel Castro.

Simpati timbal balik antara kedua pemimpin itu pun mulai terlihat. Sejak saat itu, Kuba dan Indonesia memelihara persahabatan dan kerja sama yang solid di berbagai bidang, termasuk dalam isu-isu agenda internasional seperti yang telah diratifikasi oleh Presiden Indonesia Joko "Jokowi" Widodo dan Presiden Kuba Miguel D­az-Canel Bermudez.

Kuba mengakui peran Indonesia sebagai pelopor Non-Alignment Movement (NAM) atau Gerakan Non-Blok (GNB) yang dipimpin oleh Kuba sebanyak dua kali.

Kuba juga mengakui dukungan Indonesia di masa lalu terhadap perjuangan Kuba melawan blokade ekonomi, komersial, dan keuangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan menghargai suara Indonesia yang mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang selama 27 tahun terakhir telah menuntut diakhirinya praktik yang telah usang ini.

Salah satu tawaran solidaritas paling emosional dari Kuba kepada Indonesia terjadi pada tahun 2005, ketika sebuah tim yang terdiri dari 25 dokter dari Kuba pergi ke Provinsi Aceh untuk meringankan korban gempa dan tsunami yang menerjang wilayah tersebut pada bulan Desember 2004.

Kuba kemudian kembali dengan Henry Reeve International Medical Brigade (HRIMB), yang berspesialisasi dalam situasi bencana dan epidemi serius. HRIMB tiba di Yogyakarta pada Mei 2006 dengan sekitar 76 dokter dan staf lainnya, yang bekerja di dua rumah sakit lapangan yang dilengkapi oleh Negara Karibia itu.

Hubungan antara kedua negara telah teruji oleh waktu dan jarak untuk menunjukkan hasil nyata kerja sama di bidang-bidang seperti olahraga, kesehatan, budaya, pelatihan sumber daya manusia dan pengawasan epidemiologis.

Melihat ke masa lalu mendorong kita untuk bergerak ke masa depan dengan tekad yang lebih besar.

Sebenarnya, Indonesia dan Kuba telah mengalahkan hambatan geografis dan mempromosikan pertukaran komersial yang menghormati ikatan politik antara kedua negara.

Saat ini, negara-negara kita memiliki visi untuk mempromosikan diplomasi ekonomi dan mencari pasar baru untuk produk kita masing-masing. Dalam konteks ini, potensi perusahaan Kuba dan Indonesia lebih besar, terutama di bidang-bidang seperti pariwisata, pertanian, industri farmasi dan bioteknologi.

Dari persetujuan Undang-Undang Penanaman Modal Asing baru Kuba dan peluncuran Zona Pengembangan Khusus Mariel, peluang menarik telah terbuka bagi bisnis Indonesia di Kuba, yang juga dapat memungkinkan mereka untuk memproyeksikan ke pasar Amerika Latin dan Karibia.

Dalam hal ini, pulau terbesar di Karibia dengan populasi 11 juta orang sangat kompetitif sebagai hasil dari personel yang sangat terlatih, indikator kesehatan yang sangat baik, serta keamanan dan stabilitas politik.

Peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kuba merupakan alasan untuk membuat perayaan. Tetapi pada saat yang sama, motivasi yang sempurna untuk meluncurkan kembali kerja sama ekonomi-komersial antara kedua negara menawarkan peluang yang lebih besar untuk pengembangan bangsa.

Penulis adalah Duta Besar Republik Kuba untuk Republik Indonesia

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya