Berita

Anton Tabah Digdoyo/Net

Politik

Pengurus MUI: Jangan Coba Rusak Agama Dengan Berkedok Pancasila

MINGGU, 23 FEBRUARI 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Umat Islam di Indonesia terus menerus mendapat perlawanan dari penguasa. Perlawanan itu bahkan terjadi sejak dari zaman penjajahan.

Begitu kata pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anton Tabah Digdoyo saat berceramah di depan ribuan umat dalam Kajian Ahad di Masjid Raya Nurul Jami Wedi, Klaten, Minggu (23/2).

Dia mengurai bahwa era Hindia Belanda dulu, ada pembagian kelas oleh Belanda. Kelas satu untuk warga negara Belanda dan Eropa, kelas kedua untuk orang-orang asing dan China. Sementara kelas terakhir adalah pribumi dan keturunan Arab.

“Jadi sejak zaman penjajah, orang-orang Islam dikuyo-kuyo (disiksa) karena perlawanan keras umat Islam terhadap penjajah. Sehinga, pribumi yang lemah iman pindah agama demi hidup enak,” terangnya.

Pasca Indonesia merdeka, umat Islam legowo dan tidak membalas dendam. Bahkan dalam merumuskan Pancasila, umat Islam dengan terang mau menghapus 7 kata dari Piagam Jakarta.

Namun demikian, Pancasila tetap relijius. Sekalipun ada perumus yang sempat mengusulkan sila ketuhanan di akhir.

“Sila Ketuhanan Yang Maha Esa di sila pertama itu bukan tanpa makna. Maknanya segala perikehidupan warga negara Indonesia harus bertauhid, beragama di atas segalanya. Di atas UU, bukan di bawah UU.

Pernyataan Anton Tabah ini menjurus pada upaya-upaya mempertentangkan agama dengan Pancasila. Mulai dari pembolehan seks bebas, penghapusan kurikulum agama, hingga dugaan upaya mengubah salam agama Islam menjadi salam Pancasila.

Menurutnya, hal tersebut bertentangan dengan ruh Pancasila dan UUD 1945.

“Itu upaya menggiring Pancasila ala komunis anti Tuhan, anti agama. Bukan Pancasila yang religius lagi,” terangnya.

Mantan jenderal polisi ini pun mengingatkan kepada para pejabat negara untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Jangan sampai kebijakan yang diambil bertentangan dengan Pancasila dan merusak agama.

“Para pejabat jangan coba merusak agama dengan berkedok Pancasila. Siapapun yang menista agama pasti hancur,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya