Berita

Wartawan RMOL (kedua kiri) ke Taiwan/Net

Dunia

Pengalaman Wartawan RMOL Ke Taiwan Di Tengah Wabah Corona

Ternyata, Lebih Ketat Pemeriksaan Di Indonesia
KAMIS, 13 FEBRUARI 2020 | 16:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Cukup menegangkan untuk melakukan perjalanan ke Taiwan di tengah wabah virus corona (atau yang sekarang punya nama resmi COVID-19) yang melanda China daratan saat ini. Letaknya yang dekat pasti membuat banyak orang berpikir ulang untuk melakukan perjalanan ke Taiwan.

Tetapi setibanya di Taiwan, mungkin ketegangan itu akan sirna. Pasalnya semua aktivitas tampak normal. Kecuali memang banyak orang yang menggunakan masker penutup hidung di mana-mana.

Kembali ke awal sebelum melakukan perjalanan ke Taiwan. Sebanyak lima orang wartawan dari Indonesia, termasuk dari Kantor Berita Politik RMOL,  diundang oleh Taipei Economic and Trade Organizations (TETO) untuk menghadiri pertunjukkan tahunan terbesar, Taiwan Lantern Festival 2020 di Taichung.


Pada Jumat (7/2) pukul 12.00 WIB, kami tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Setelah check in, kami menunggu boarding time pada pukul 13.50 di Gate 6.

Tidak banyak orang berperawakan Indonesia di sana. Lebih banyak orang-orang berperawakan Tionghoa yang mungkin melakukan perjalanan ke Taiwan untuk pekerjaan atau juga pulang kampung. Kami tidak tahu pasti.

Hampir dari mereka semua menggunakan masker penutup hidung, termasuk kami. Hanya satu atau dua orang yang sesekali terlihat tanpa masker. Seolah mereka berani menghadapi ancaman virus corona.

Tiba waktunya boarding, sebelum masuk, tangan kami disemprot alkohol sebagai antiseptik.

Pesawat yang kami tumpangi pada saat itu adalah Boeing 777-300ER milik Eva Air dengan kode penerbangan BR0238. Di pesawat, semua kru mengenakan masker tanpa terkecuali.

Terbang selama kurang lebih 5 jam 25 menit, pada pukul 20.45 waktu setempat kami tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Taoyuan, Taipei.

Tidak seperti dalam bayangan kami sebelumnya, di mana proses imigrasi akan sangat ribet dan dan ketat. Nyatanya, berjalan sangat cepat dan simple.

Tidak ada pengecekan suhu secara personal di sana. Hanya ada sebuah layar besar di tengah pos "Centers for Disease Control". Layanan imigrasi pun berjalan normal, hanya semata pengecekan paspor dan visa.

Keluar bandara, kami sudah ditunggu oleh seorang tour guide dari Biro Pariwisata Kementerian Transportasi dan Komunikasi, Mr. Lu Luke.

Sampai di bis, Mr. Lu memberikan masker untuk kami. Katanya, untuk berjaga-jaga, meski sebenarnya pemerintah Taiwan sendiri mengaku telah menutup semua akses dari daratan China.

Tiba saatnya festival terbesar di Taiwan dimulai di sebuah taman kota di Taichung. Tidak semua orang juga yang mengenakan masker. Padahal acara tersebut diprediksi dihadiri 10 juta pengunjung.

Selama empat hari perjalanan ke berbagai spot wisata di Taiwan, cukup jarang kami menemukan pengunjung yang mengenakan masker. Hanya para staf di beberapa fasilitas publik yang mengenakan.

Pada Rabu (12/2), tiba waktunya bagi kami untuk pulang ke tanah air. Rasa lega muncul karena kami sehat hingga hari terakhir.

Seperti sebelumnya, kami tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Taoyuan, Taipei. Di sana, cukup banyak orang Indonesia yang akan pulang. Taiwan sendiri memang dikenal mengimpor banyak tenaga kerja dari Indonesia.

Masih bersama Eva Air, kami terbang pada pukul 09.00 waktu setempat. Di pesawat, selain mendapatkan sebuah formulir bea cukai, kami juga mendapatkan sebuah kertas kuning. Nama kertas itu adalah Health Alert Card (HAC).

"Bila Anda mengalami sakit dalam 14 hari terakhir setelah bepergian dari luar negeri atau datang dari negara endemis dan atau terjangkit, agar segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat dan menyerahkan kartu ini," bunyi kertas itu.

Setelah tiba pada 13.20 WIB di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tidak seperti di Taoyuan, Soekarno-Hatta memiliki pemeriksaan yang cukup ketat.

Keluar dari pesawat, ada dua orang yang berjaga untuk mengecek suhu badan. Setelah lolos, kami digiring untuk pergi ke sebuah pos untuk pengecekan data HAC.

Di sana, juga ada layar besar yang menunjukkan suhu badan. Di sampingnya juga ada data negara-negara rawan pandemik, seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan sebagainya.

"Kalau Mbak sakit dalam waktu 14 hari, bawa kartu kuning ini ke Puskesmas atau rumah sakit ya," jelas seorang petugas ramah.

Setelah melewati proses tersebut, baru lah kami diperbolehkan ke imigrasi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya