Berita

ISIS di Sebuah Kamp Pelatihan/Net

Pertahanan

Sulitnya 'Menyembuhkan' Eks ISIS, BNPT Perlu Bertahun-tahun Untuk Memberikan Pemulihan

SABTU, 08 FEBRUARI 2020 | 08:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan sulitnya proses pemulihan para WNI eks ISIS yang disebut-sebut minta dipulangkan ke tanah air. Proses pemulihan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya maupun pemerintah.

Kepala BNPT Suhardi Alius mengisahkan pengalamannya saat BNPT melakukan pemulangan terhadap 18 WNI eks ISIS dari Suriah pada 2017.

Para eks ISIS tersebut tinggal di daerah Raqqa selama hampir dua tahun. Pada saat itu WNI eks ISIS yang pria langsung diproses hukum. Sedangkan sisanya menjalani deradikalisasi.

Dalam rombongan, ada seorang anak yang selama di Suriah telah dibina oleh ISIS dan baru dalam tahap pelatihan. Meskipun baru dalam tahap pelatihan, ternyata bukan perkara mudah untuk melatihnya melupakan didikan ISIS tersebut. Padahal anak itu belum sampai diajarkan sebagai kombatan teroris.

BNPT harus membina anak tersebut, bahkan selama tiga tahun masih terus dilakukan upaya pemulihan.

"Bayangkan susahnya, tingkat kesulitannya untuk mereduksi, menghilangkan traumatis itu," kata Suhardi, saat konferensi pers di Kantor BNPT, Jakarta Pusat, Jumat (7/2).

BNPT juga pernah mengurusi WNI yang hendak pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Namun perjalanannya terhenti di perbatasan Turki. Mereka akhirnya kembali ke tanah air dan dibina di tempat rehabilitasi di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur.

Meskipun belum sampai ke Suriah, mereka telah mendapatkan pembinaan selama satu bulan sebagai ISIS.

"Bayangkan ada tiga generasi berangkat ke sana. Kakek, nenek, bapak, ibu, sampai cucunya berangkat ke sana. Jadi, betul-betul mindset-nya sudah luar biasa ini perubahannya," kata Suhardi.

Suhardi menuturkan, program deradikalisasi melibatkan semua stakeholder karena BNPT tidak bisa melakukannya sendiri.  

"Kami tidak bisa kerja sendiri. Kami juga bergantung sama yang lain. Kami bergantung sama Muhammadiyah, sama NU, sama ormas-ormas termasuk psikolog. Enggak bisa kami tanpa bantuan masyarakat pada umumnya. Termasuk mereka yang akan kami deradikalisasi, " jelasnya.  

Program deradikalisasi juga dilangsungkan bagi mereka-mereka yang berada di dalam tahanan. Pembinaan yang diberikan dibagi-bagi sesuai dengan tingkatan pemahaman radikalnya. Bahkan mereka juga tidak sungkan untuk mengajak WNI eks ISIS yang telah sembuh untuk ikut membantu BNPT.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya