Berita

Demok menolak omnibus law/Net

Politik

Omnibus Law Untungkan Pengusaha Daripada Rakyat

RABU, 29 JANUARI 2020 | 19:32 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sejumlah kebijakan Presiden Joko Widodo dalam 100 hari kerjanya di pemerintahan dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil. Salah satu yang menjadi sorotan adanya penyusunan omnibus law cipta lapangan kerja.

Analis politik dari lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio menyampaikan pada pidato pertama Presiden Joko Widodo saat dilantik menjadi kepala negara akan menerapkan omnibus law.

Omnibus law merupakan sistem hukum yang direncanakan secara sistematis di mana satu UU akan berpengaruh pada UU dan pasal lainnya.


Dalam omnibus law tersebut, terdapat 79 UU dengan 1.244 pasal yang direvisi sekaligus dalam Rancangan Undang-undang RUU Omnibus Law yang diajukan kepada DPR.

Akademisi Universitas Paramadina ini menerangkan penerapan omnibus law yang bertujuan untuk melancarkan iklim investasi diprotes banyak kalangan lantaran di dalam terdapat sejumlah pasal krusial yang dihapus.

Seperti menghapus cuti hamil, menghilangkan sanksi pidana bagi pengusaha, pembebasan penggunaan tenaga kerja asing (TKA), sistem pengupahan yang berdasarkan jam, serta tidak jelasnya sistem pesangon yang diatur.

Hal tersebut sontak membuat reaksi banyak kalangan terutama para ekonom Indonesia yang menyatakan omnibus law cenderung berpihak pada pengusaha.

“Omnibus law yang diwacanakan cenderung akan lebih menguntungkan pengusaha terutama yang berada di dalam lingkaran kekuasaan, dan tidak memihak rakyat banyak,” ujar Hensat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (29/1).

Atas dasar tersebut, sejumlah kecaman hadir dari rakyat kecil terutama kaum buruh yang mendesak DPR RI menolak adanya omnibus law cilaka atau cipta lapangan kerja.

“Hingga hari ini serikat-serikat buruh terus memprotes keras wacana penerapan Omnibus Law. Hal yang membuat publik menjadi ragu atas keberpihakan Jokowi dalam hal kebijakan ekonominya,” tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya