Berita

Presien AS Donald Trump/Net

Dunia

Demi Perang Berhenti, AS Bunuh Jenderal Soleimani

SABTU, 04 JANUARI 2020 | 07:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika tidak ragu melakukan apa pun yang diperlukan apabila Iran memberikan ancaman.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan hal itu, satu hari sebelum Washington meluncurkan serangan udara yang menewaskan Qasem Soleimani.

Trump menegaskan serangan udara yang dilakukan tidak dalam upaya mengganti pemerintah atau rezim baru di Iran.


"Kami mengambil tindakan untuk menghentikan perang," kata Trump dalam sebuah pidato perdana pasca insiden tersebut di stasiun televisi, Sabtu (4/1).

"Kami tidak mengambil tindakan [meluncurkan serangan udara] untuk memulai sebuah perang. Soleimani menjadikan kematian orang-orang tak berdosa sebagai hasrat miliknya," lanjut Trump. "Kami (justru) menangkapnya dan menghentikannya."

Trump tidak memberi kesempatan tanya jawab dengan awak media terkait pernyataannya di resort miliknya, di Florida itu.

Berikut pernyataan Trump seperti di kutip dari akun twitter Gedung Putih, kantor kepresidenan AS:

Penasihat Dewan Keamanan AS Robert O'brien menggambarkan serangan udara tersebut seperti keputusan maju. O'brien menyebut AS memiliki data intielijen yang dapat dipercaya bahwa Iran tengah menyusun serangan ke AS.

Soleimani memang selama ini memimpin unit pasukan khusus Pengawal Revolusi Elit Rian (Elite Revolutionary Guards) telah menjadi sosok kunci dalam agenda politik Iran dan Timur Tengah.

Bersama pengawalnya, Soleimani terbunuh dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad. Situasi ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah meninggi, dan dikhawatirkan akan ada serangan balasan dari Iran.

Sebelum serangan tersebut, Departemen Pertahanan AS memang telah mengeluarkan pernyataan bahwa serangan yang dilakukan AS untuk mengantisipasi rencana serangan Iran di masa depan.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang tidak ingin disebutkan identitiasnya pun mengakui bahwa Soleimani telah merencanakan melakukan serangan kepada para diplomat dan personel militer AS di Irak, Suriah, hingga Lebanon.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya