Berita

Ali Mochtar Ngabalin (kedua dari kanan)/RMOL

Politik

Istana: Jangan Anggap Gibran Aji Mumpung, Semua Ada Prosesnya

MINGGU, 22 DESEMBER 2019 | 12:34 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pilkada Serentak 2020 turut dipanaskan dengan kehadiran keluarga Presiden Joko Widodo yang berniat ikut berlaga. Keduanya adalah anak sulung, Gibran Rakabuming Raka dan menantu, Bobby Nasution.

Gibran maju di Pilkada Kota Solo, sedang suami Kahiyang menjajal Kota Medan.

Beragam respon publik muncul. Tidak sedikit yang mencibir bahwa Jokowi terlalu dini menancapkan pondasi politik dinasti. Ini mengingat presiden lain tidak ada yang mendorong anak maju di pilkada saat masih menjabat.


Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin membela. Menurutnya, anggapan Jokowi sedang melanggengkan politik dinasti adalah hal keliru dalam iklim demokrasi.
 
"Kalau kita setuju dengan demokrasi maka tidak perlu lagi menggunakan kata Dinasti," ungkap Ali Ngabalin dalam diskusi publik bertema “Jokowi Langgengkan Politik Dinasti?” di Upnormal Coffee, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Minggu (22/12).

Politisi yang nyentrik dengan sorban di kepala ini juga menolak anggapan bahwa Gibran dan Bobby sedang aji mumpung, yaitu memanfaatkan kekuasaan yang dipegang Jokowi untuk memuluskan jalan berkuasa di daerah.

Ngabalin mengatakan bahwa setiap pilkada pasti ada proses yang dilalui. Sementara Gibran dan Bobby sebagai orang yang berniat maju pasti mengalami proses tersebut. Artinya, tidak ada yang ujug-ujug langsung jadi karena berpredikat sebagai anak dan menantu presiden.

"Bila kriteria memenuhi syarat tentu kita apresiasi dan berikan dukungan. Bagaimana kamu menggugat Gibran dengan tidak boleh maju mencalonkan, kalau Tuhan sudah mentakdirkan dia jadi anak Jokowi?" demikian Ngabalin.

Turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini, politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait dan Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya