Berita

Susi Pudjiastuti/Net

Publika

Susi Power Syndrome

SABTU, 21 DESEMBER 2019 | 13:53 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

PILPRES usai. Kabinet berubah. Di mana-mana begitu. Biasa. Sedikit yang terpakai lagi. Kinerja butuh refreshment.

"Control freak will be tortured by post power syndrome," kata Toba Beta, author of "Master of Stupidity".

Semoga Madame Susi tidak begitu. Soalnya cuma dia mantan menteri yang gaduh. Agak baper. Emosian.

Padahal perubahan policy biasa. Di departemen lain pasti ada. Tidak mesti karena policy former ministry itu buruk. Bisa jadi hanya tidak relevan lagi dengan kondisi terkini.

Marah-marahnya Madame Susi mungkin hanya problem ego. Unhealthy self esteem. Akibat post power syndrome.

"Post power syndrome biasanya muncul setelah orang kehilangan kekuasaan atau jabatan, diikuti dengan harga diri yang menurun. Akibatnya, ia bisa merasa tidak lagi dihormati dan lebih mudah tersinggung dan curiga," kata Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth.

Mungkin Madame Susi tidak sadar itu. Apakah dia merasa kosong?

Susi's brutal attack ironisnya ditunggangin oleh mereka yang tidak dapat jatah kursi menteri.

Mereka mengira Jokowi bisa ditekan suara semu netizen. Padahal Edhy Prabowo adalah personil baru dalam barisan elite Mr. President.

Klik "Rakyat Oposisi" yang punya cita-cita menumbangkan Jokowi ikut rombongan dangdutz-orkestra "Tenggelamkan Edhy".

Ada sebagian fragment militan Jokower kritis tidak nyadar nimbrung dalam orkestrasi ini. Ikut-ikutan nyerang Edhy Prabowo.

Target minimal agressive attack ini menciptakan fantasi di alam pikiran PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan; Susi will come back. Delusi ini bisa bikin kinerja dan soliditas KKP melemah.

Faktanya tidak begitu. Susi will never rebound & come back. She is an old story. Edhy Prabowo adalah menteri paling terakhir yang akan di-resuffle Mr. President seandainya ada perombakan.

Penulis Merupakan Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya