Berita

Foto:Net

Politik

Politik Uang Merajalela, Korupsi Akan Meningkat Dan Mencapai Puncaknya

SENIN, 09 DESEMBER 2019 | 11:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Legal Culture Institue (LeCI) melakukan riset tentang partisipasi korupsi pada pemilihan kepala derah (Pilkada) tahun 2018. Hasilnya, lemahnya sistem integritas nasional demokrasi yang belum terkonsolidasi membuat subur praktik korupsi di Indonesia.

"Aktor-aktor yang bermain dalam korupsi politik masih sama, namun menebarkan dampak yang negatif kepada masyarakat sebagai pelaku utama demokrasi," ungkap Direktur Eksekutif LeCI M. Rizqi Azmi menyikapi peringatan hari antikorupsi se-dunia yang jatuh pada hari ini, Selasa (9/12).

Menurut Azmi, aktor-aktor yang paling berperan dalam pilkada sebagian besar dibackingi pelaku bisnis skala besar. Hal itu merujuk daftar orang yang ditangkap KPK melibatkan unsur kepala daerah kerap berkolusi dengan pengusaha.

"Dengan persentasi di atas 30 persen adalah kandidat dan pelaku bisnis dimana hal ini akan sinkron dengan pelaku-pelaku yang ditangkap KPK yaitu gubernur, bupati, walikota dan pelaku bisnis" kata Azmi.

Bahkan, kata Azmi, negara yang mengalami transisi demokrasi politik dan ekonomi adalah negara yang paling korup. Hal itu disinyalir ketika kendali otoriter dihancurkan melalui liberalisasi ekonomi dan politik. Sementara check and balance belum terbentuk sempurna.

"Maka tingkat korupsi akan meningkat dan mencapai puncaknya," tegas Azmi.

Dia menuturkan, baru-baru ini di saat pejabat BUMN kedapatan melanggar kewenanganya dan melakukan dugaan pelanggaran karena telah menyelundupkan barang ilegal berupa onderdail Harley Davidson dan speda lipat Brompton.

Belum lagi, lanjut dia, grasi yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap narapidana kasus korupsi mantan Gubernur Riau Annas Maamun.

"Dalam negara demokrasi baru seperti Indonesia walau sudah 21 tahun, peran donor politik sangat besar, baik individual maupun bisnis. Kemudian semua orang bebas berkomunikasi menentukan keinginan masing-masing dan ditambah daya rusak mengikutsertakan seluruh masyarakat dalam money politic," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya