Berita

Rocky Gerung

Publika

Antara Kritik Dan Condemnation

SABTU, 07 DESEMBER 2019 | 16:40 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

PROFESOR Rocky Gerung pemain kata handal. Pertama; dia berkata, "Kitab Suci adalah fiksi". Felix Siau geram.

Ngeles sana-sini. Muka pucet. Bikin Definisi sendiri. Interpretasi ngasal. Gotcha..!! The whole community was being fooled.

"Fiksi" seenaknya dibedain dengan "Fiktif". Padahal esensinya sami mawon. "Fiksi" artinya; an invention or fabrication as opposed to fact. Baca kamus bahasa Inggris.


Kedua; Rocky Gerung bilang Pak Prabowo sampah. DPC Gerindra Jakarta Timur sudah siap berangkat ke Bareskrim; bikin Laporan atas nama Rocky Gerung. Tapi dilarang. Pak Prabowo bilang, "It's okay".

Pembelaan diri kedua, Rocky Gerung bilang itu "Sarcasm". Public "ISIS-Wannabe" hayoo aja. Nurut. Tumpul. Nggak punya daya kritis.

Ketiga; Rocky Gerung berkata, "Presiden Tak Paham Pancasila". Publik dongo membela; itu kritik bukan menghina.

Publik Dongo nggak bisa bedain antara kritik dan hujatan. Between critique and denouncement. Antara kritik dan condemnation.

Yang dilakukan Rocky Gerung itu bukan kritik. Tapi "to denounce" dan "to condemn" Presiden Jokowi. Ada unsur "mockery" di situ.

Sekalipun Presiden bukan simbol negara nggak berarti dia bebas dihina dan dikutuk. Take the case of Habib Jaffar Soddik Alatas yang baru-baru ini ditangkap karena diduga menghina Wapres Kyai Maruf Amin.

To denounce artinya to make known in a formal manner. "To stigmatize" secara terbuka.

Rocky Gerung tandas menyatakan, Presiden nggak paham Pancasila. Itu stigmatisasi buruk.

Perbedaan "criticism" dan "condemnation" bersifat halus. Wajar banyak orang nggak bisa bedain. Especially those uneducated culprits.

Criticism dan condemnation seringkali punya form dan colour serupa. Tapi spiritnya beda jauh. Bagai langit dan bumi.

Criticism is out of compassion. Sedangkan condemnation bersumber pada hatred. Criticism is to awaken. Condemnation is to destroy. Obyektif dari Criticism is discovery. Condemnation punya motif to demolish the oponent, to trample Jokowi underfoot.

Di mana posisi politik Rocky Gerung memperjelas itu. Seandainya dia ada di barisan pemerintah, boleh jadi koreksinya bersifat kritik membangun.

Tapi bila dia berada dalam barisan Oposisi Poros III maka sudah pasti statement tuduhan "Presiden Tidak Paham Pancasila" adalah sebuah condemnation dalam rangka mendegradasi Presiden Jokowi.

Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya