Berita

Pabrik Pupuk/Net

Bisnis

Kekurangan Pasokan Gas, Pabrik Pupuk Terancam Setop Operasi

JUMAT, 06 DESEMBER 2019 | 09:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Direktur PT Pupuk Indonesia Holding Company Aas Asikin Indat, akhirnya memaparkan keresahan hatinya.

Di hadapan para Anggota Komisi VII DPR RI, Asikin menjelaskan banyak kontrak gas yang akan berakhir dalam dua tiga tahun mendatang, dan belum ada kepastian perpanjangan bagi pabrik-pabrik pupuk.

"Industri pupuk memerlukan pasokan gas jangka panjang, sementara ini (hanya)  2-3 tahun. Kami harapkan bisa jangka panjang. Mayoritas gas berakhir di 2021-2022, dan banyak yang belum ada kepastian gasnya, termasuk alokasinya belum kami terima," ujar Asikin, saat rapat dengar pendapat bersama pemangku kepentingan di gedung dewan. Kamis (05/12).

Selain pasokan gas, harga gas untuk pupuk juga menjadi keprihatinan karena dinilai masih terlalu tinggi. Padahal, gas bumi adalah bahan baku utama untuk produksi pupuk urea dengan komposisi kurang lebih 70 persen dari total biaya produksi.

"Jadi, gas dalam biaya produksi itu menempati 70 persen sehingga harga gas ini sangat berpengaruh pada harga pokok dari pupuk sendiri," kata Asikin.

Ia menjabarkan dan memberi contoh, harga rata-rata gas yang dikenakan untuk pupuk dalam negeri ada di kisaran 5,8 dolar/MMBTU. Sementara, harga pesaing bisa di rata-rata 3,95 dolar per MMBTU.

Asikin juga menceritakan salah satu contoh di Pupuk Iskandar Muda di mana terdapat dua pabrik dengan kebutuhan gas sampai 110 MMSCFD, tetapi baru punya alokasi kepastian gas 30 MMSCFD.

"Jadi kurang 80 MMSCFC, sehingga dari dua pabrik baru bisa jalan kurang lebih 1 pabrik," urai Asikin.

Meskipun sudah coba diakali dengan meneken perjanjian jual beli gas dengan Pertamina, namun perjanjian tersebut belum juga efektif. Menurut Asikin, jika tidak dijalankan maka mulai 2020 dua pabrik di Iskandar Muda ini tidak bisa jalan.

Untuk Pusri Palembang, pasokan gas tidak ada masalah sampai 2023. Namun,  alokasi untuk 2024 belum terjamin dan diperkirakan akan kurang.

"Gasnya belum ada, mungkin 2024 kalau ini tidak dipenuhi pabrik di Palembang semua akan berhenti,"  keluh Asikin.

Para dewan yang hadir terdiam dengan ekspresi yang penuh keprihatinan. Salah satu anggota, yakni Kardaya Warnika, sampai menyebut kondisi industri pupuk ternyata sangat mengerikan setelah mendengarkan paparan Asikin.

"Melihat supply dan demand, bukannya ngeri. Tapi ini ngeri sekali!" ujar Kardaya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya