Berita

Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah Zubir/Net

Bisnis

Inas Nasrullah: Apa Benar Mafia Migas Di Pertamina Masih Ada?

SELASA, 03 DESEMBER 2019 | 18:53 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kehadiran Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina memunculkan isu adanya mafia migas. Ahok dianggap sosok yang bakal memberantas mafia migas yang selama ini sianggap marak.

Namun demikian, Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah Zubir tak yakin dengan isu yang berembus sejalan dengan pengangkatan Ahok tersebut.

"Apakah benar mafia migas tersebut masih ada di Pertamina? Jika tidak ada, maka tentunya akan melukai perasaan segenap direksi dan karyawan Pertamina yang sekarang ini sedang bekerja keras bebenah diri untuk menjadikan Pertamina sebagai World Class NOC," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (3/12).

Sejatinya, pemerintah dalam hal ini Pertamina memiliki instrumen untuk mencermati tender minyak mentah dan BBM di ISC Pertamina di mana supply chain dalam tender ISC saat ini singkat dan tidak sepanjang tender minyak mentah dan BBM era Petral.

Pada saat tender di Petral, jelasnya, alur supply chain-nya yakni Trader (trading house)/MOC (Major Oil Company)-Calo (trading company milik orang Indonesia) 1-Calo 2-NOC (National Oil Company)- Petral-ISC Pertamina.

Panjangnya supply chain tersebut terkonfirmasi pada laporan KordaMentha tahun 2015, dimana akibat panjangnya supply chain tersebut menjadi bukti adanya mark up pengadaan crude dan BBM.

"Setelah Petral dibekukan, Pertamina serius berbenah diri sehingga supply chain sangat singkat. Tak ada lagi calo terlibat, bahkan NOC juga tidak lagi menjadi perantara melainkan peserta tender seperti Trader dan MOC lainya, artinya bahwa mark up sudah bisa di eleminir," tegasnya.

Terkait dengan alasan membengkaknya impor minyak gara-gara mafia, Inas merasa tidak logis dan terbantahkan oleh perubahan tata kelola sistem impor minya pada pertamina.

"Kenapa import crude dan BBM terus meningkat, karena penjualan kendaraan dalam negeri terus digenjot, sehingga konsumsi BBM semakin meningkat. Sedangkan produksi crude domestik tidak pernah bertambah, bahkan melorot sehingga hanya mampu berkontribusi setengahnya saja dari kebutuhan nasional yakni 1.5 juta bbls/day," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya