Berita

Agnez Mo/Net

Publika

Di Balik Polemik Agnez Mo

RABU, 27 NOVEMBER 2019 | 10:03 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

SEHARIAN mencari tahu indepth. Seputar polemik Agnez Mo dan para haters pembully. Tetap nggak menemukan salahnya.

Medsos penuh hatespeech. Slogan "Usir China" dirilis. Meme diproduksi. Ada kata "Betina China". Hanya dua orang Tionghoa yang akan selamet: Lieus Sungkharisma dan Hong-gie Yap.

Sebabnya, dua orang ini ikut dalam arus serang Agnez Mo.


Lieus Sungkharisma menyarankan, Agnez Mo jangan jadi kacang lupa kulit. Mentang-mentang sudah Go International. Hong-gie Yap berseru, cabut kewarganegaraan dan cekal Agnez Mo. Gila, radikal banget.

Haters bangun narasi, Agnez Mo malu mengakui diri sebagai orang Indonesia dan merasa superior dibanding yang lain.

Padahal the gist dari semua uraian Agnez Mo, A Christian minority singer who has tons of Moslem fans. Indonesia negeri luar biasa dengan 18 ribu pulau dan sejuta diversity.

Rata-rata, jika nggak semua, yang menghujat Agnez Mo ternyata kurang fasih berbahasa Inggris. "Indonesian blood" di-translate menjadi "Orang Indonesia" dan WNI.

Mereka mengidap penyakit "confirmation bias". Selalu ada closing di akhir caci-maki bahwa sedari dulu mereka memang sudah nggak suka Agnez Mo.

Polemik "Indonesian blood" berfungsi sebagai legitimasi dan pembenaran kebencian itu. Setelah baca ini, niscaya mereka ubah taktis dengan menyatakan, "tadinya suka Agnez Mo, sekarang tidak lagi".

Sebagian haters menyatakan Agnez Mo sombong. Gesture dan intonasi dimasalahin.

Hong-gie Yap tandas menyatakan,"Jangan cuma terjemahkan wawancara AGMO pemahaman terbatas tapi dengar dong narasi dan intonasi suaranya yang jelas-jelas mengatakan dia bukan bagian dari Bangsa Indonesia".

Ngeri statement ini. Anasir sangat halus diminta dikonfirmasi. Saking halus, jadinya subjektif. Sehingga nggak bisa dijadikan landasan di muka hukum.

Sombong itu relatif. It is not a crime. Seorang pendiam bisa dianggap sombong. Padahal sedang grogi dan kikuk atau mulez.

Semua orang punya body rhythm particular. You & me berlainan. Karena itu everybody is unique. Agnez Mo juga begitu.

Bagian terakhir dari para haters adalah pendengki. Mereka sirik. Mereka ingin menggantikan Agnez Mo sebagai bintang iklan.

Sedangkan penghujat beretnis Tionghoa punya motif memposisikan diri sebagai "A good Chinese" dengan menempatkan Agnez Mo sebagai contoh "A terrible Chinese". That's the price of their thirst for fame & recognition.

Apabila gerakan bully Agnez Mo mencapai kulminasi menjadi racial hatred, maka penegak hukum harus bertindak. Comot para provokator dan redam.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya