Berita

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon/Net

Politik

Kalau Pemerintah Serius, Kenapa Upaya Guru Honorer Jadi PNS Dipersulit?

SENIN, 25 NOVEMBER 2019 | 18:18 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Indonesia sedang mengalami darurat guru. Data Kemdikbud menyebut bahwa guru PNS hanya berjumlah 1,3 juta orang, sementara kebutuhan guru mencapai 2,1 juta.

“Angka ini akan semakin meningkat, mengingat pada thn ini terdapat 52 ribu guru PNS akan pensiun,” terang Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon dalam akun Twitter pribadinya, Senin (25/11).

Fadli melanjutkan, kekurangan coba ditutupi dengan guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Sementara sebanyak 746.121 guru coba dipenuhi oleh pemerintah melalui guru honorer.

“Namun, keberadaan guru berstatus honorer, menurut saya, bukannya menyelesaikan masalah tapi justru memunculkan masalah baru, di mana kesejahteraan guru honorer ternyata masih sangat jauh dari layak,” ujarnya.

Mantan wakil ketua DPR itu mencatat bahwa pada Juli lalu, publik sempat dikejutkan dengan kabar seorang guru di Pandeglang dengan honor hanya Rp 350 ribu per bulan. Sialnya, pahlawan tanpa tanda jasa itu terpaksa tinggal di toilet sekolah.

“Atau guru honorer di Samarinda yang sudah 10 tahun mengajar, namun bertahan dengan gaji Rp 800 ribu per bulan. Kisah tersebut bisa jadi hanya fenomena gunung es saja. Realita di lapangan, tentunya lebih banyak lagi,” tegasnya,

Pemerintah memang sempat memiliki rencana untuk mengatasi problem tersebut. Pada tahun lalu misalnya, pemerintah menyatakan akan mengangkat minimal 110 ribu guru honorer di seluruh Indonesia setiap tahun.

Namun sayang, kata Fadli, rencana tersebut tidak didukung oleh komitmen yang kuat. Bulan lalu, Menko Pembangunan dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyatakan ada kuota 156 ribu pengangkatan guru PNS di tahun ini.

“Tapi sayangnya, menurut pemerintah, kuota tersebut tak bisa dipenuhi lantaran banyak guru honorer tidak memenuhi syarat,” sambung Fadli.

Menurutnya, jika sikap seperti itu yang selalu dikedepankan pemerintah, maka tidak ubahnya setengah hati memperhatikan guru honorer.

“Kalau kuota tersedia, dan secara real tenaga guru honorer juga dibutuhkan, kenapa statusnya untuk menjadi PNS dipersulit? Jika pemerintah serius dengan nasib guru honorer, semestinya ada prioritas,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya