Berita

Menkeu Sri Mulyani/Net

Bisnis

Asing Ragukan Kestabilan Ekonomi Indonesia, Pengamat: Ini Tamparan Untuk Sri Mulyani

KAMIS, 07 NOVEMBER 2019 | 20:08 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kritikan ekonom asing terhadap klaim kestabilan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah tamparan keras bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Kalau ekonom Hong Kong dan peneliti Inggris itu punya data pembanding soal keadaan ekonomi Indonesia tentu menjadi tamparan keras untuk reputasi tim ekonomi Indonesia sekarang, terutama periode yang lalu," tutur peneliti Founding Fathers House, Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (7/11).

"Artinya datanya enggak cocok, anggaplah kata mereka (pertumbuhan ekonomi) enggak sampai 5 persen seperti versi pemerintah, ini kan tamparan keras buat tim ekonomi KIK," sambungnya.

Dengan ini, ia khawatir ke depan tim ekonomi Indonesia tak akan dipercaya di dunia luar lantaran memanipulasi data pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Di dalamnya kan ada Mbak Sri Mulyani, reputasinya sudah enggak diragukan dengan pernah di Word Bank. Tapi setelah ini saya khawatir ada distrust dari luar. Efek kejutnya pasar Indonesia akan goyah, karena biasanya ada sentimen pasar internasional enggak percaya," ungkapnya.

Berdasarkan hasil analisa dari analis ekonomi Capital Economics asal Inggris, Gareth Leather, terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang begitu signifkan setahun terakhir. Hal itu berbeda dengan angka stabil yang dirilis pemerintah, yakni di kisaran 5 persen.

"Kami tidak memiliki kepercayaan banyak pada angka-angka resmi PDB Indonesia yang telah stabil selama beberapa tahun terakhir,” kata Leather seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/11).

Selain Leather, Ekonom Hong Kong dari Natixis SA, Trinh Nguyen juga mempertanyakan angka tersebut dalam unggahan di Twitter pribadinya.

"Saya tidak tahu bagaimana ekonomi dapat tumbuh pada tingkat yang sama untuk waktu yang lama, tetapi itu dialami Indonesia. Padahal pengeluaran pemerintah lemah dan investasi melambat ditambah impor mengalami kesulitan," ujarnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya