Berita

Prabowo Subianto/Net

Politik

Menhan Prabowo Subianto

SELASA, 22 OKTOBER 2019 | 11:09 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

JOKOWI dan Pak Prabowo adopsi philosophy Mahatma Gandhi: "Whenever you are confronted with an opponent. Conquer him with love".

Syahdan, ada Poros III Free-riders dan provokator yang tidak suka. Mereka caci maki Prabowo dan hina-hina Jokowi. Massa dungu mengekor di belakang Rocky Gerung dan PKS. Nyaring dengan segala macam bully.

Kesalahan berawal dari paradigma fundamental soal pilpres. Alih-alih sebagai "kompetisi", bagi mereka, pilpres adalah sebuah perang beneran. Perjuangan. Bunuh-bunuhan. Pijakannya; politics-of-hatred.


Para provokator itu; They set people against each other in a zero-sum game.

Semasa kampanye, mereka pura-pura "bela Prabowo", defined by common enemies i.g. Mr Jokowi.

Prabowo's camp dan haters beda pandangan pasca pilpres. Oposisi or masuk pemerintahan. Kontras. Oposisi berdasarkan permanent hatred.

Perspektif orang baik melihat dunia sebagai "peace, trade, and progress for everyone". Artinya; "a world without the distinction of friend and enemy and hence a world without politics".

Bagi Penumpang Gelap; semua ini hanyalah "about struggle, destruction, victory, and rule".

Mereka produksi friend-enemy grouping. Just like Karl Marx dan Carl Schmitt. Lagu mereka menandakan diri sebagai "high priest of a death cult".

Di Era hyper-politicized, para provokator itu memberi landasan kepada massa dungu, discovering new excuses to hate on others.

Mereka rilis blood-sport of demonizing people based on SARA, Anti Cina, Anti Kafir dan halusinasi lainnya.

Provokator dari Ex Kubu Jokowi menuding Pak Prabowo dengan serangan kosong. Inas Nasrullah dari Hanura mempertanyakan motif Pak Prabowo. Penuh curiga. Padahal cuma karena takut tersingkir Poros Mega-Pro Jokowi.

Selain penjelasan di atas, satu-satunya alasan yang sebenarnya adalah Pak Prabowo adalah patriot. Gerindra adalah partai para patriot berkumpul. Dia hanya ingin mengabdi kepada negara. Tidak cari kedudukan dan popularitas.

Pak Prabowo punya hubungan baik dengan Ibu Mega, Jokowi, Hendropriyono, Wiranto, Budi Gunawan, dan sebagainya.

Pak Prabowo itu tidak punya musuh. Kualitas terpuji. Franklin D. Roosevelt menyatakan, "I ask you to judge me by the enemies I have made."

Tapi alas, percuma menjelaskan ini kepada Penumpang Gelap, Haters dan Massa Dungu. Seperti kata Elbert Hubbard, "Never explain―your friends do not need it and your enemies will not believe you anyway".

Penulis merupakan aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya