Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Benarkah China Jalankan Diplomasi Perangkap Utang Di Pasifik?

SENIN, 21 OKTOBER 2019 | 08:57 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

China tidak menjalankan "diplomasi perangkap utang" yang disengaja di kawasan Pasifik. Namun skala utang yang berkembang dari pinjaman China dan kelemahan kelembagaan di negara-negara Pasifik menimbulkan resiko yang jelas bagi negara-negara kecil yang diliputi oleh utang.

Begitu bunyi laporan terbaru dari Lowy Institute, "Ocean of Debt?". Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa Belt and Road Initiative ala China telah mengungkap masalah risiko utang yang tidak berkelanjutan untuk negara-negara kurang berkembang, khususnya untuk negara dengan ekonomi kecil dan rapuh di Pasifik.

Tetapi penulis laporan tersebut, Roland Rajah, Alexandre Dayant dan Jonathan Pryke, berpendapat bahwa rencana infrastruktur global China bagi negara-negara kecil di Pasifik menghadirkan lebih banyak "gambaran yang bernuansa" daripada tuduhan "diplomasi perangkap utang" dan resiko kedaulatan.

"Bukti menunjukkan bahwa China belum terlibat dalam praktik utang bermasalah di Pasifik untuk membenarkan tuduhan diplomasi perangkap utang, setidaknya sampai saat ini. Namun, skala pinjaman China dan kurangnya mekanisme kelembagaan yang kuat untuk melindungi keberlanjutan hutang negara-negara peminjam berarti kelanjutan bisnis seperti biasa akan menimbulkan resiko yang jelas," ungkap laporan tersebut.

"China perlu merestrukturisasi pendekatannya secara substansial jika ingin tetap menjadi pemain utama di Pasifik tanpa memenuhi tuduhan perangkap utang para kritikusnya," tambahnya.

Untuk diketahui bahwa "diplomasi perangkap utang" sendiri didefinisikan secara luas sebagai situasi di mana negara kreditor secara sengaja meminjamkan kredit yang berlebihan ke negara debitor yang lebih kecil, dengan maksud untuk mengekstraksi konsesi ekonomi atau politik ketika negara yang lebih kecil tidak dapat membayar pinjaman.

Laporan yang sama menjelaskan bahwa karena populasi yang kecil, ekonomi yang rapuh rentan terhadap guncangan eksternal (seperti kenaikan harga minyak) atau peristiwa yang tidak dapat dikendalikan seperti bencana alam, dan lembaga pemerintah yang lemah, negara-negara Pasifik sangat rentan terhadap hutang yang menjadi tidak berkelanjutan.

China sendiri diketahui kerap mendukung pembangunan infrastruktur kepada negara-negara lain, biasanya berupa bangunan besar dan menonjol seperti jembatan atau bangunan publik yang signifikan, dan biasanya melalui pinjaman.

"Bantuan China dianggap lebih cepat, lebih responsif terhadap kebutuhan elit politik lokal, dan memiliki lebih sedikit persyaratan yang melekat," kata laporan Lowy.

"Seperti yang dikatakan oleh seorang birokrat senior Pasifik, kami menyukai China karena mereka membawa bendera merah, bukan pita merah," tambah laporan yang sama, seperti dimuat The Guardian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya