Berita

Teguh Santosa dan Budiman Sudjatmiko/RMOL

Politik

Teguh Santosa: Untuk Hentikan Gerakan Sosial Keadilan Harus Dihadirkan

SENIN, 14 OKTOBER 2019 | 22:47 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Gerakan sosial, seperti protes, demonstrasi, bahkan pemberontakan sekalipun, dipicu oleh ketidakadilan baik secara politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya, yang dirasakan sebagian warganegara.

Pihak yang berkuasa seringkali memandang kekecewaan pihak yang merasa diperlakukan tidak adil sebagai kemarahan atau kebencian. Karena memandang gerakan sosial sebagai kebencian, seringkali penguasa menghadapinya dengan coercive.

Padahal, karena akarnya adalah ketidakadilan, maka cara paling efektif yang dapat dilakukan penguasa untuk meredam gerakan sosial adalah dengan menghadirkan keadilan di tengah masyarakat.

Begitu antara lain dikatakan Pemimpin Umum Kantor Berita Politik RMOL, Teguh Santosa, ketika berbicara dalam Seminar Publik International Relations Championship (Iron) 2019 yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin siang (14/10).

Seminar yang diikuti delegasi sejumlah kampus di Pulau Jawa itu mengambil tema “Youth Challenges in Contemporary World Politics: Youth Roles in the Global People’s Movement”.

Pembicara lain dalam seminar ini adalah mantan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko yang juga dikenal sebagai aktivis mahasiswa era 1990an.

Seperti tema yang diambil, di dalam seminar kedua pembicara membahas isu gerakan sosial yang terjadi di berbagai belahan bumi, tidak terkecuali di Indonesia.

Ketika ditanya mengenai demonstrasi raksasa yang dilakukan mahasiswa dan pelajar beberapa waktu lalu untuk menolak sejumlah RUU yang kontroversial, Teguh mengatakan, aksi itu terbukti efektif menekan elit di lembaga legislatif dan eksekutif untuk berpikir ulang dan menghentikan proses pembahasan.

Dia menambahkan, di era reformasi, dimana sistem demokrasi relatif bekerja lebih baik dibandingkan di era otoritarian Orde Baru, warganegara memiliki banyak saluran untuk menyampaikan aspirasi politik. Apabila semua saluran yang ada digunakan dengan baik, Teguh yakin kehidupan bernegara dengan menggunakan sistem demokrasi akan menghadirkan keadilan dan kesejahteraan.

“Dalam setting otoritarian, koreksi terhadap rezim hanya dapat dilakukan lewat jalanan, pembangkangan, bahkan pemberontakan. Kalau kita lihat sejarah Eropa di masa lalu, juga tidak jarang ada pembunuhan politik. Inilah bahayanya kalau sistem politik tertutup dan tersumbat,” ujarnya.

“Tetapi di era demokrasi, kritik terhadap rezim dapat dilakukan dengan banyak cara. Partai politik yang sehat adalah saluran yang paling diharapkan, selain lembaga legislatif dan lembaga eksekutif serta civil society,” tambah Teguh.

Peran Mahasiswa

Budiman Sudjatmiko membenarkan pernyataan Teguh. Karena itulah, menurut dia. tugas penting pemuda dan mahasiswa saat ini selain mengikuti dan mengontrol dari dekat agenda pembangunan adalah merumuskan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi masa depan yang akan lebih kompleks.

Dia mengecam sikap sementara kalangan yang menawarkan resep “khilafah” untuk semua persoalan yang sedang dihadapi Indonesia. Sayangnya, kata dia, gagasan khilafah yang ramai dipromosikan itu cenderung menciptakan sentimen negatif di antara sesama anak bangsa.

Gagasan ini pun akhirnya menjadi instrumen yang efektif untuk menciptakan kebencian satu kelompok terhadap kelompok lain.

“Bahaya kalau kebencian kelompok terhadap kelompok lain dibiarkan tumbuh di tengah masyarakat yang majemuk,” ujarnya.

Menurut Budiman, pemuda dan mahasiswa harus mengambil peran yang lebih maju untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Sedari dini pemuda dan mahasiswa harus mempersiapkan skenario-skenario terbaik yang dapat diimplementasikan dalam pertarungan global di masa depan.

“Jangan hanya berhenti di Facebook, Twitter, online shopping, dan sebagainya. Itu punya orang untuk menyelesaikan persoalan dari masa lalu dan hari ini. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi tantangan di masa depan,” kata Budiman lagi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya