Berita

Presiden Jokowi/Net

Pertahanan

Buntut Penikaman Wiranto, Jokowi Diminta Segera Berbenah

SABTU, 12 OKTOBER 2019 | 05:56 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Insiden penikaman Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menjadi bukti bahwa pemerintah harus segera berbenah untuk menciptakan situasi masyarakat yang kondusif.

Sekretaris Jenderal Pergerakan Masyarakat Milenial (PMM) Mukhtar Ansori Tijjani menjelaskan bahwa penikaman Wiranto merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia sedang berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Menurutnya, paham ekstrem menjadi ancaman nyata di kehidupan masyarakat.

Muhtar menyebutkan, saat Wiranto tertikam dia sedang menjalankan tugas negara sebagai Menko Polhukam. Penyerangan oleh terduga anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah bentuk ancaman terhadap negara.

"Menjadi peringatan bagi pemerintah dan semakin mempertegas bahwa Bangsa ini sedang dalam ancaman serius, teror terus dijalankan untuk menakut-nakuti rakyat bahkan pemerintah, Pemerintah juga perlu berbenah diri," kata Mukhtar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/10).

Lebih lanjut Mukhtar menjelaskan, pemahaman ekstrem masyarakat disebabkan oleh ketidakpercayaan masyakat terhadap pemerintah. Dia meminta Jokowi dan jajaran pemerintahannya segera mengkoreksi segala kebijakannya baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan bidang lainnya.

"Pemerintah juga perlu melakukan tindakan menjaga kondusifitas negeri ini menjadi lebih baik, masyarakat butuh pemerintah yang berintegritas kuat sehingga tidak akan ada yang berani mempermainkan bangsa ini," pungkasnya.

Wiranto mengalami insiden penusukan di Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten. Kini Wiranto dirawat di intensif di RSPAD Gatot Soebroto Kamis kemarin.

Polisi langsung menangkap penikam Wiranto di kawasan Alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang. Mereka adalah pasangan suami istri Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31) dan Fitri Andriana (21).

Badan Intelijen Negara (BIN) dan kepolisian menyebutkan, Abu Rara dan Fitri Andriana termasuk dalam kelompok jaringan teroris yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya