Berita

Sejumlah rakyat Ukraina menggelar aksi protes terhadap putusan Presiden Zelensky/Net

Dunia

Sepakati Otonomi Khusus Donbass, Presiden Ukraina Dianggap Pengkhianat

SENIN, 07 OKTOBER 2019 | 10:03 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Lapangan Kiev dipenuhi oleh ribuan orang, Minggu (6/10). Ini merupakan aksi protes terhadap hasil kesepakatan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dengan Rusia sebagai upaya penyelesaian konflik lima tahun terakhir.

Dikabarkan Reuters, utusan Rusia dan Ukraina bertemu pada Selasa (1/10). Hasilnya kedua belah pihak sepakat mengenai jadwal pemilihan untuk wilayah sengketa, Donbass. Termasuk menyusun Undang-undang pemberian status khusus di sana. Ukraina juga sepakat untuk menarik pasukannya dari wilayah itu.

Sayangnya, usaha damai ini ditentang oleh banyak warga Ukraina yang merasa langkah-langkah tersebut sebagai pengkhiatan Zelensky.

"Ini adalah formula Putin, ini adalah hal-hal yang melindungi kepentingan Rusia dan bukan kepentingan kami. Kami harus berjuang dan mencegah penerapannya," ujar seorang anggota Parlemen dari Partai Solidaritas Eropa, Yana Zinkevych.

Hal yang sama juga disampaikan oleh anggota palemen dari partai oposisi Golos, Inna Sovsun. Dia mengatakan, "Kami akan melakukan yang terbaik agar parlemen tidak mendukung stasus khusus atau kondisi apa pun yang diberlakukan Rusia atau Putin kepada kami."

Pada pekan lalu, Zelensky mengatakan kesepakatan damai akan dilakukan dalam pembicaraan empat negara dengan Rusia, Jerman, dan Prancis. Meski sudah disepakati, Zelensky tidak bisa serta merta memberikan status khusus untuk Donbass.

Pasalnya, partai Servant of the People yang mengusung Zelensky hanya memegang 251 kursi di parlemen. Agar bisa mengubah konstitusi dan memberikan otonomi khusus kepada Donbass, Zelensky masih butuh tambahan 300 kursi.

Diketahui, perang antara Ukraina dan Rusia di Donbass sudah menewaskan lebih dari 13.000 orang sejak April 2014. Dengan adanya kesepakatan yang baru ini, diprediksi akan membuka jalan untuk menyelesaikan konflik di wilayah tersebut.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya