Berita

Unjuk rasa di Ekuador/Net

Dunia

Demo Penghapusan Subsidi BBM Rusuh, Presiden Ekuador Berlakukan Keadaan Darurat

JUMAT, 04 OKTOBER 2019 | 12:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Protes penarikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) berakhir menjadi kerusuhan terburuk selama beberapa tahun ini di Ekuador. Akibatnya, Presiden Ekuador Lenin Moreno mengumumkan keadaan darurat nasional, Kamis (3/10).

"Untuk memastikan keamanan warga negara dan menghindari kekacauan, saya telah memerintahkan keadaan darurat nasional," tutur Moreno seperti yang dikutip oleh Channel News Asia.

Protes pada hari Kamis yang dipicu oleh pemberlakuan penarikan subsidi BBM, membuat pengunjuk rasa melempari gedung pemerintah dan mendirikan barikade yang telah terbakar di jalanan. Merespons tindakan pengunjuk rasa, polisi menembakan gas air mata dan mengerahkan kendaraan lapis baja. Namun kekacauan semakin tak terhindarkan.

"Turun dengan paket!" teriak para pengunjuk rasa yang terdiri dari kelompok serikat pekerja, pelajar, dan kelompok-kelompok lainnya. Para pengemudi taksi, bus, dan truk juga ikut berdemo dengan melakukan aksi blokir jalan sejak pagi di ibukota Quito dan Kota Guayaquil.

Menjelang petang, ribuan pengunjuk rasa menuju Istana Presiden di Quito yang dikelilingi oleh polisi dan tentara yang berusaha membubarkan massa.

Subsidi BBM sendiri diketahui sebagai bagian paket reformasi fiskal pemerintah senilai 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 28 triliun (kurs: Rp 14.312/dolar AS) beberapa dekade lalu. Penarikan yang dilakukan Moreno menjadi kali pertama subsidi ditarik.

Menurut pejabat pemerintahan, penghapusan subsidi BBM diperlukan untuk mengangkat ekonomi dan menghentikan aksi penyelundupan. Akibat penarikan subsidi, harga diesel naik dari 1,03 dolar AS atau Rp 14.556 menjadi 2,3 dolar AS atau Rp 32.504 per galon. Sementara bensin naik dari 1,85 dolar AS atau Rp 26.145 menjadi 2,39 dolar AS atau Rp 33.776 per galon.

"Itu tindakan terlewat batas sampai pemerintah membatalkan keputusan tentang subsidi. Mereka melumpuhkan negara," kata pemimpin pengunjuk rasa transportasi bus, Abel Gomez.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya