Berita

Suku Maori/Net

Dunia

Suku Maori Tagih Maaf Kerajaan Usai Inggris Ungkap Penyesalan

RABU, 02 OKTOBER 2019 | 21:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Inggris menyatakan penyesalan karena penjelajah mereka telah membunuh banyak penduduk asli Maori 250 tahun silam.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Komisaris Tinggi Inggris, Laura Clarke ketika mengunjungi Selandia Baru, Rabu (2/10).

Dilaporkan oleh Associated Press, Clarke bertemu dengan para pemimpin suku Maori di Kota Gisborne, Selandia Baru untuk memperingati tibanya Kapten James Cook dan kru kapal Endeavour di negara itu pada 1796.

Meski telah menyampaikan rasa penyesalannya, namun Clarke tidak memberikan pernyataan permintaan maaf penuh. Hal tersebut dikarenakan Clarke tidak mewakili keluarga Kerajaan Inggris, melainkan pemerintah Inggris.

Diketahui, setelah tiba di Selandia Baru, Cook dan krunya takut diserang oleh suku Maori yang menurut sejarah telah mempersenjatai diri. Namun hal ini dibantah oleh banyak akademisi yang percaya bahwa Maori hanya mengeluarkan tantangan seremonial semata.

Atas ancaman tersebut, para pelaut kemudian menembak dan membunuh seorang pemimpin Maori, Te Maro dan delapan orang Maori lainnya sebelum seorang tetua Tahiti berhasil menengahi kedua belah pihak.

Dalam pidatonya, Clarke mengatakan ikut merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh suku Maori dan para keturunannya. 

Menanggapi hal ini, Mantan Walikota Gisborne, Meng Foon mengatakan pidato Clarke adalah bagian dari rekonsiliasi dan pembangunan hubungan.

Lebih lanjut, Foon juga mengatakan pihaknya telah mengundang keluarga Kerajaan Inggris untuk menagih permintaan maaf, namun tidak mendapatkan tanggapan.

"Ini bukan akhir dari cerita. Saya percaya generasi mendatang akan menuntut permintaan maaf," ujar Clarke hati-hati.

Di satu sisi, pemerintah Inggris juga telah mengembalikan berbagai artefak bersejarah yang diambil oleh kru Cook pada saat melakukan penjelajahan. 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya