Berita

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson/Net

Dahlan Iskan

Mulut Kotor

MINGGU, 29 SEPTEMBER 2019 | 05:05 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

TULISAN ini harus adu cepat dengan BoJo --Boris Johnson: bisa jadi perdana menteri Inggris itu sudah mengundurkan diri. Saat tulisan ini terbit di DI's Way.
 
Atau belum.
 
Atau tidak pernah mundur --tidak mau tercatat dalam sejarah sebagai perdana menteri terpendek masa jabatannya. Kurang dari 100 hari.
 

 
Tapi desakan untuk mundur itu luar biasa. Sejak Selasa lalu. Sejak ada putusan Mahkamah Agung Inggris. Yang memutuskan --tidak mengejutkan-- BoJo melanggar hukum.
 
Yang mana?
 
Yang membekukan parlemen itu. Yang alasannya karena akan ada Queen Speech tanggal 15 Oktober 2019. Yang menurut aturan di sana jelas: sebelum pidato Sang Ratu, parlemen harus off dulu.
 
Padahal itu hanya akal-akalan BoJo. Agar parlemen tidak punya waktu membahas Brexit.
 
Dengan begitu --harapan BoJo-- Brexit pasti terjadi tanggal 31 Oktober nanti. Dengan atau tanpa kesepakatan --disetujui Uni Eropa atau tidak.
 
Sejak BoJo menghadap Ratu Elizabeth --untuk minta ada Queen Speech-- kecaman muncul: BoJo menipu Ratu.
 
Banyak anggota parlemen bergerak. Termasuk mantan perdana menteri John Mayor. Yang satu partai dengan BoJo.
 
Mereka tidak mempersoalkan 'penipuan' itu. Tapi menggugat soal pelanggaran hukumnya: membuat parlemen beku.
 
Ini sangat mendasar dalam urusan demokrasi. Di Inggris.
 
Di Inggris.
 
Dianggap sama dengan memberangus suara rakyat.
 
Bukan main perjuangan anggota DPR di Inggris. Dalam menegakkan demokrasi.
 
Di Inggris.
 
Mereka tidak pernah mencari-cari pesangon ketika masa jabatan akan berakhir. Misalnya, dengan buru-buru mengesahkan suatu RUU menjadi UU. Apalagi kalau itu atas pesanan yang memberi pesangon.
 
Begitu ada putusan Mahkamah Agung itu, anggota parlemen langsung masuk kerja. Keesokan harinya.
 
Mereka langsung memanggil BoJo ke DPR. Untuk ditanya banyak hal.
 
BoJo pun buru-buru pulang. Padahal, saat itu, ia lagi di New York. Untuk sidang PBB. Dan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
 
Trump pendukung utama BoJo. Sampai menjanjikan bantuan yang tremendous setelah berhasil Brexit.
 
Dari New York BoJo langsung ke parlemen.
 
Sidang itu begitu panas.
 
BoJo ngotot: Inggris harus keluar dari Uni Eropa 31 Oktober nanti --tanpa kesepakatan sekali pun.
 
Tapi bukan itu yang membuat panas --melainkan ini: mulut kotornya.
 
"Brexit adalah jalan terbaik untuk menghormati terbunuhnya Jo Cox," ujar BoJo. Di sidang parlemen. Saat ia dipanggil parlemen itu.
 
Gempar.
 
Pembunuhan itu terjadi tahun 2016 lalu. Tanggal 16 Juni. Jam 13.00.
 
Joanna Cox adalah wanita.
 
Cantik.
 
Setengah umur.
 
Anggota baru DPR.
 
Anti Brexit.
 
Dari partai oposisi --Partai Buruh.
 
Dia dipukuli, ditembak, mati.
 
Di umur ranum-ranumnya: 41 tahun.
 
Pelakunya ekstrem kanan--pro-Brexit. Namanya: Bernard Kenny, 77 tahun.
 
Penembakan itu dilakukan saat Jo Cox lagi di desa. Untuk acara surgery.
 
Di dunia kedokteran kata itu berarti operasi.
 
Di dunia politik Inggris kata itu berarti 'penanganan persoalan seorang pemilih'.
 
Pada acara surgery itu seorang anggota DPR menemui konstituennya. Satu persatu. Seperti dokter menangani pasien yang akan dioperasi.
 
Di situ anggota DPR mendiskusikan persoalan yang dialami pemilih.
 
Lha, ini BoJo justru bilang begitu. Sangat menyakitkan. Mungkin saking jengkelnya. Atau saking marahnya -- karena langkahnya keluar Uni Eropa seperti dihambat.
 
Misalnya oleh putusan parlemen ini. Yang sangat menyulitkan BoJo: tidak boleh Brexit tanpa kesepakatan.
 
Bagi BoJo keluar dari Uni Eropa harus dilakukan. Itu amanat rakyat --hasil referendum tiga tahun lalu. Meski menangnya kurang dari satu persen.
 
Kelompok Brexit memang marah. Sudah tiga tahun umur referendum. Belum ada satu pun perdana menteri yang bisa melaksanakannya.
 
Gordon Brown meletakkan jabatan --kecewa dengan hasil referendum.
 
Theresa May juga mundur. Dia kecewa karena hasil perundingannya dengan Uni Eropa --tentang tatacara meninggalkan Uni Eropa-- tidak disetujui parlemen.
 
Khususnya soal penyelesaian perbatasan Irlandia Utara (Inggris) dengan Republik Irlandia (Uni Eropa).
 
Sekarang Brexit lebih rumit lagi.
 
Kini ada tiga pilihan untuk BoJo: mundur, menjilat ludah, atau dimosi tidak percaya --dilengserkan.
 
Ups, empat: melawan.
 
Sampai kemarin yang keempat itu jalan yang dipilih BoJo. Sampai mulutnya begitu kotor. Sampai adik perempuannya sendiri menilai begitu. Sedang adik lakinya sudah dua minggu lalu mundur dari jabatan pemerintahan.
 
Hasil jajak pendapat menyebut: 65 persen minta BoJo mundur.
 
Itu baik sebenarnya. Bagi saya. Agar tidak perlu lagi menyusuri parit di seluruh London.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya