Berita

Pemimpin IOMS Teguh Santosa menandatangani MoU kerjasama dengan Pemimpin Chinggis International News Agency, Gantuya Tuya/Ist

Dunia

Karena Mongolia Ingin Kembali Ke Tengah Panggung Dunia

SABTU, 14 SEPTEMBER 2019 | 22:33 WIB | OLEH: TEGUH SANTOSA

"Kami ingin menempatkan kembali Mongolia di tengah panggung dunia."

Itu yang dikatakan Gantuya Tuya, dalam peresmian Chinggis International News Agency (Chinggis INA), di Ulaanbaatar, Mongolia, pekan lalu (Sabtu (7/9). Dengan nada percaya diri dan optimistis.

Gantuya adalah Pemimpin Umum Chinggis INA yang berada di bawah manajemen Erhet Media Group, salah satu kelompok media besar di Mongolia.

Ia sudah lebih dari dua tahun bergabung dengan grup media itu.

Sebelumnya, Gantuya bekerja belasan tahun di Kantor Berita Montsame yang dikelola pemerintah Mongolia. Pengalaman yang didapatnya dari kantor berita pemerintah dirasanya cukup menjadi modal untuk mengembangkan kantor berita sejenis di Mongolia.

Erhet Media Group
juga mengelola Majalah Zondaa, TV8, Harian Uglny Sonin atau Morning News, Mingguan Tol atau Zerkalo, dan sejumlah media massa berbasis internet seperti Zindaa.mn, Zone.mn, Breakingnews.mn, dan Factnews.mn.

Erhet Media Group
dipimpin Mandhakbaayar Khuruu yang sejak tahun 2018 lalu dipercaya komunitas wartawan Mongolia memimpin Konfederasi Wartawan Mongolia.

Kata Chinggis atau Genghis dipilih sebagai nama media baru itu untuk memperlihatkan semangat pengelolanya.

"Ini bukan sekadar identitas, tapi melambangkan semangat kami," ujar Gantuya.

Genghis Khan tercatat sebagai penguasa Mongol di abad ke-13. Adalah ia yang berhasil mempersatukan klan-klan nomaden yang hidup berpencar di padang rumput Mongolia dan Gurun Gobi.

Setelah berhasil mempersatukan klan-klan nomaden Mongolia yang tadinya kerap berperang dengan sesama mereka, Genghis Khan memimpin mereka merebut wilayah-wilayah lain di luar Mongolia dan Gobi. Ke segala penjuru arah.

Salah seorang cucunya, Kublai Khan, kelak memperluas wilayah kekuasaan Mongol, dan mendirikan Dinasti Yuan di daratan Tiongkok pada 1260. Wilayah yang dikuasai Kublai Khan hingga ke Semenanjung Korea dan daratan Asia Tenggara.

Kublai Khan juga sempat berusaha menguasai Kepulauan Nusantara. Namun gagal. Pasukan yang dikirimnya untuk menghukum Raja Singasari Kartanegara pada 1293 pulang tunggang langgang. Mereka malah diperdaya menantu Kartanegara, Raden Wijaya, dan sahabatnya Aryawiraraja dari Madura untuk menggulingkan Jayakatwang yang sebelumnya berkhianat pada Kartanegara.

Setelah berhasil mendongkel Jayakatwang, Raden Wijaya dan Aryawiraraja berbalik menyerang pasukan Dinasti Yuan yang sedang dimabuk kemenangan.

Setahun setelah kegagalan merebut Nusantara, Kublai Khan meninggal dunia.

Selain Kublai Khan, keturunan Genghis Khan lainnya, Batu Khan, mendirikan Golden Horde (1225-1236) yang terbentang dari Eropa Timur hingga bagian barat Siberia. Lalu Chagadai mendirikan Chagadai Khanate (1212-1347) yang meliputi wilayah Amu Darya hingga selatan Laut Aral dan Pegunungan Altai.

Terakhir adalah Hulegu yang mendirikan Ilkhanate (1256-1335) yang meliputi negara-negara yang kini dikenal sebagai Iran, Irak, Turkmenistan, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Turki, sebelah barat Afghanistan, dan baratdaya Pakistan.

Dari semua emporium yang didirikan keturunan Genghis Khan yang bertahan paling lama adalah Dinasti Yuan yang didirikan Kublai Khan, dari 1260 hingga 1368. Sejarawan dan ahli Mongolia, John Man, menilai Kublai Khan pula yang membangun pondasi China modern seperti yang kita kenal sekarng ini.

Kini, Mongolia tentu berbeda jauh dengan Mongolia di era Genghis Khan dan raja-raja keturunannya. Dari segi luas wilayah, Mongolia bukan lagi yang terbesar di dunia. Dengan luas wilayah 1,5 juta kilometer persegi, Republik Mongolia tercatat sebagai negara terluas ke-18 di dunia. Sekitar setengah dari populasinya hidup di ibukota Ulaanbaatar.

Pada tahun 1911, Mongolia turut melepaskan diri dari Dinasti Qing. Sepuluh tahun kemudian, Mongolia merdeka dari Tiongkok yang ketika itu masih dikuasai Kuomintang (Partai Nasionalis). Tahun 1924, Republik Rakyat Mongolia didirikan, dan baru diakui  Kuomintang pada 1946.

Mongolia yang kita kenal saat ini adalah negara land-lock yang terjepit di antara Federasi Rusia di utara, dan Republik Rakyat China (RRC) yang dikuasai Partai Komunis China (PKC) di selatan.

Selama era Perang Dingin (1945-1991), Mongolia menjadi negara proxy atau setidaknya satelit Uni Soviet. Kini hubungan Mongolia dengan Federasi Rusia pun terbilang jauh lebih baik daripada dengan tetangga lainnya, RRC.   

Genghis atau Chinggis sendiri bermakna Universal atau Semesta. Kata ini digunakan Genghis Khan untuk melambangkan kekuasaanya yang begitu besar, yang melintasi padang rumput Mongolia dan Gurun Gobi.

Tentu saja upaya Chinggis INA membawa Mongolia kembali ke panggung dunia tidak dilakukan dengan cara-cara invasi seperti di era Genghis Khan dan keturunannya.

"Chinggis IN
A akan menyiarkan berita Mongolia ke seluruh dunia dan berita dunia ke Mongolia," ujar Gantuya lagi.

Untuk sementara, berita-berita yang mereka siarkan menggunakan bahasa Inggris, Rusia, China, Korea, dan Kazakh, serta bahasa tradisional Mongolia.

"Pada tahap selanjutnya berita-berita kami akan tersedia dalam bahasa Arab, Spanyol, Prancis, dan Jepang," sambungnya.

Untuk meningkatkan kerjasama dengan jaringan media di berbagai negara, Chinggis INA berencana menggelar berbagai kegiatan secara rutin yang melibatkan wartawan dan media dari negara lain.

Dalam kesempatan peluncuran ini, Chinggis INA menandatangani MoU kerjasama dengan sejumlah media dari berbagai negara, termasuk Indonesia Online Media Syndicate (IOMS).

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya