Berita

Hanif Dhakiri bersama Presiden Jokowi/Net

Publika

Rezim Kolaborator

SABTU, 07 SEPTEMBER 2019 | 13:38 WIB

JIKA kepentingan asing diberi kebebasan masuk ke negara kita, kedaulatan negeri dikorbankan dengan berbagai alasan, atau tidak melakukan proteksi bagi warga sendiri dan semua itu difasilitasi oleh pejabat sah negara, maka rezim yang seperti ini bernama rezim kolaborator.

Rezim yang berkolaborasi dengan negara, bangsa atau kepentingan asing. Sebutan ini lebih lunak daripada nama rezim penghianat bangsa.

Kepmenaker 228/2019 tentang Jabatan Tertentu Yang Dapat Dididuduki Oleh Tenaga Kerja Asing yang ditandatangani Menteri M. Hanif Dhakiri menimbulkan keresahan dan kritik luas publik. Masalahnya meski "tertentu" tapi jabatan itu nyatanya untuk banyak sektor.

Sehingga praktis tenaga kerja asing bisa masuk ke mana saja. Dengan jumlah berapa saja. Banyak analis politik dan sosial menyimpulkan ini adalah pintu masuk tenaga kerja China ke Indonesia.

Memang parah rezim pimpinan Jokowi ini karena sangat tidak nasionalis. Di akhir masa jabatan kran-kran kolaborasi dibuka lebar. Dalih bahwa ini adalah  "rezim internasionalis" tidak pas juga karena sangat jelas bangunan poros kerjasama dan tujuannya. Kedaulatan bangsa diacak acak oleh orang dalam kita sendiri.

Setelah impor komoditi asing, rektor asing, dana dan investasi asing, hingga Esemka asing, kini diproteksi soal tenaga kerja asing.

Permainan politik dengan menggunakan aturan hukum seperti ini sangat mudah terbaca. Rakyat tidak sebodoh yang dikira rezim. Atau memang rezim sudah tak peduli apapun pada penilaian rakyat? Jika seperti ini maka layak rakyat juga kelak tak peduli pada apapun kebijakan rezim.

Kita bukan rakyat jajahan yang begitu saja bisa diperas dengan pajak pajak dan tarif tarif. Pencabutan subsidi atau kenaikan kenaikan secara sepihak.

Sementara kemewahan ditampilkan oleh para pejabat publik baik rumah, kendaraan, maupun gaya hidup. Rezim yang berkhidmah hanya pada lingkaran sendiri atau negara asing tak patut dihargai dan dipertahankan.

Terhadap Kepmenaker yang merobek kedaulatan rakyat, maka Presiden patut menegur dan perintahkan untuk mencabut aturan tersebut. Atau Menaker Hanif Dhakiri mencabut sendiri peraturan yang kontroversi dan menjual "lahan" pada asing ini.

Atau masyarakat melakukan uji materiel ke MA atas keputusan Menaker. Atau jika segala upaya tak berhasil, pembangkangan  nasional mungkin saja dilakukan rakyat Indonesia yang merasa semakin hidup di negeri jajahan.

Di bawah bendera rezim kolaborator.

M. Rizal Fadillah Penulis adalah pemerhati politik.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya