Berita

Presiden Jokowi saat sidanh tahunan di parlemen/Net

Politik

Adhie Massardi: Ringankan Beban, MPR Perlu Tetapkan Wantimpres Sebelum Lantik Jokowi

RABU, 04 SEPTEMBER 2019 | 15:52 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Dinamika perkembangan politik Indonesia kedepan disebut akan semakin kompleks. Kondisi sosial, politik dan ekonomi di luar dan dalam negeri yang mulai kehilangan kontrol. Saat ini, bila pemerintah gagal mengantisipasi situasi, dampaknya akan dirasakan langsung rakyat.
 
Ketua Umum Perkumpulan SwingVoters Indonesia Adhie M Massardi meminta kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR + DPD) produk pemilu 2019 untuk mengambil langkah strategis-politis sebelum melantik Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024. Tujuannya, untuk mengendalikan roda pemerintahan dalam situasi yang rumit dan kompleks itu.
 

Menurut  jubir presiden era Gus Dur ini, MPR perlu mengangkat status Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dengan ketetapan (Tap) MPR sehingga derajatnya sama dengan DPA (Dewan Petimbangan Agung) yang dulu ada dalam Konstitusi UUD 1945 (Pasal 16) sebelum dilikuidasi melalui amandemen 2002.
 
“Dengan demikian MPR memiliki kewenangan konstitusional untuk mengangkat Ketua Wantimpres merangkap formatur keanggotaannya, untuk membantu Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan,” katanya.
 
Dengan demikian, MPR kata Adhie, tidak terkesan melampaui kewenangan Tuhan. Adhie meyadur Kitab Suci bahwa  bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan membebani hamba-Nya melebihi batas kemampuannya. Dalam Al Qur’an itu tersirat dan tersurat pada Al Baqarah ayat 286 (Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanny)

Selain itu, penentuan Wantimpres melalui MPR akan dapat meringankan beban presiden dalam melaksanakan pembangunan negara.

Ia mencontohkan salah satu agenda Jokowi kedepan yang akan mengaktifkan kembali GBHN yang nantinya akan jadi acuan pembangunan pemerintah.

"Ringankan beban presiden dengan melaksanakan wacana kembali membuat GBHN sebagai panduan pemerintah, selain perlu waktu panjang dan tim perumus yang diisi para ahli, secara politik sulit dilaksanakan mengingat presiden dipilih langsung, sederajat dengan DPR dan DPD (MPR)," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya