Berita

Mardani Ali Sera/Net

Politik

Akar Masalah BPJS Bukan Iuran Kecil, Tapi Pengelolaan Amburadul!

SENIN, 02 SEPTEMBER 2019 | 02:44 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Langkah pemerintah yang berencana menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga dua kali lipat disesalkan.

Rencananya, iuran peserta BPJS Kesehatan untuk Kelas I dari Rp 80rb naik menjadi Rp 160 ribu. Kemudian Kelas II naik dari Rp 51 tibu menjadi Rp 110 ribu. Kelas III dari Rp 25.500 menjadi Rp 42 ribu.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyoroti alasan pemerintah yang menyebut rencana kenaikan itu untuk menutup defisit BPJS tahun 2019 yang diperkirakan sebesar Rp 28,5 triliun.

“Keputusan ini sangat memberatkan di tengah beban hidup rakyat yang semakin sulit,” tegasnya dalam kicauan di akun Twitter pribadi, beberapa waktu lalu.

Dia kemudian membandingkan dengan rencana pemerintah memindahkan ibukota ke Kalimantan Timur yang ditaksir menghabirkan dana mencapai Rp 485,2 triliun. Menurutnya, wacana ibukota baru tidak linier dengan upaya menaikan tarikan BPJS Kesehatan.

“Keinginan memindahkan ibukota dengan biaya besar, di sisi lain malah menaikkan iuran BPJS Kesehatan, dapat mencederai hati nurani dan rasa keadilan rakyat,” tegasnya.

Menurutnya menaikkan iuran BPJS Kesehatan akan menjadi kebijakan yang  tidak adil. Sebab akar masalah sesungguhnya ada pada pengelolaan BPJS Kesehatan yang amburadul, bukan pada kecilnya iuran yang dikutip dari masyarakat.

“Jangan bebani rakyat terhadap masalah yang bersumber dari dalam BPJS,” ujar wakil ketua Komisi II DPR itu.

Mardani juga ragu kebijakan menaikkan iuran BPJS dapat mengatasi permasalahan defisit yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Dengan tingginya besaran iuran, bisa jadi penerimaan BPJS justru menurun, karena masyarakat semakin berat untuk membayar iuran BPJS Kesehatan.

“Hasil audit BPKP terhadap BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa sumber masalah sebenarnya selama ini bukan pada besarnya iuran, tetapi pada aspek pengelolaan BPJS Kesehatan yang bermasalah,” pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya