Berita

Aksi di Papua/Net

Publika

Penyelesaian Konflik Papua Melalui Dua Cara

SABTU, 31 AGUSTUS 2019 | 07:33 WIB

KONFLIK Papua yang telah berjalan berapa hari ini telah mengambil korban jiwa baik dari aparat keamanan maupun masyarakat. Kerusuhan harus segera dihentikan sehingga tidak terus meluas dan mempunyai dampak bagi keberlangsungan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu untuk penyelesaiannya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penegakan hukum dan menata ulang kehidupan sosial masyarakat Papua.

Penegakan hukum wajib dilakukan terhadap orang atau kelompok yang mengucapkan ujaran kebencian di depan mes mahasiswa Papua di Surabaya, tetapi aparat keamanan harus lebih tegas dalam menyikapi mengkibarkan bendera Bintang Kejora.

Karena bila ini dibiarkan maka akan membuat masyarakat lain di luar Papua akan cemburu dan lebih berbahaya lagi jika sikap ini diikuti propinsi lain, apalagi pengkibaran bendera Bintang Kejora sudah dilakukan di depan Istana Negera.

Oleh karena itu aparat kepolisian harus segera menindak pelakunya, karena jelas pelanggaran hukum. Dengan penindakan itu juga untuk menegaskan bahwa Papua bagian yang tidak bisa terpisahkan dari NKRI.

Yang kedua adalah pemerintah harus mengkaji kembali progam dan kebijakan yang telah dilaksanakan di Papua, apakah sudah sesuai dengan keinginan masyarakat Papua sendiri. Pemerintah harus betul melakukan pemetaan terhadap apa yang di butuhkan di sana, bukan apa yang diinginkan pemerintah pusat.

Apalagi pemerintah telah mengucurkan dana yang besar ke Papua, tetapi buktinya tidak ada dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sana. Menurut kajian kami yang paling penting dilakukan di Papua adalah pembangunan pendidikan, seperti sekolah-sekolah di pegunungan, pembangkit listrik juga perlu dibangun ke seluruh pelosok Papua.

Supaya efektif, dibuat kebijakan yang sejalan, yaitu menyekolahkan anak-anak Papua untuk menjadi guru, dokter, perawat dan lain-lain sehingga begitu selesai mereka bisa mengabdi di kampung halaman serta langsung diangkat menjadi PNS.

Dan yang penting juga, pemerintah melalui Kementerian Agama harus mengirimkan misionaris yang banyak ke Papua yang dibiayai oleh Pemerintah, ini guna membina keagamaan umat sekaligus menanamkan kecintaan kepada NKRI, sebab mayoritas masyarakat Papua adalah beragama Nasrani, dan seperti kita pahami, bahwa semua agama mengajarkan kasih sayang dan cinta sesama manusia.

Bersamaan dengan itu, pemerintah harus memulangkan semua para misionaris yang berdatangan dari luar negeri seperti dari Belanda, Australia dan lain-lain, sebab para misionaris dari luar negeri ini tidak punya kecintaan kepada NKRI, dan bisa jadi mereka punya misi lain selain misi agama.

Semoga tulisan ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menyelesaikan konflik Papua secara permanen dan kenperhensif, sehingga NKRI dari Sabang sampai Merauke akan abadi selamanya.

Amirullah Hidayat

Penulis adalah Direktur Eksekutif Nusantara Studi Comunity, kader muda Muhammadiyah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya