Berita

Kerusuhan di Manokwari/Net

Politik

TJI Ajak Masyarakat Tidak Sebar Hoax Terkait Gejolak Papua

RABU, 21 AGUSTUS 2019 | 17:37 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Langkah cepat telah dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan di seluruh wilayah Indonesia. Terutama dalam meredam gejolak masyarakat di Papua.

Direktur Eksekutif The Jakarta Institute (TJI) Reza Fahlevi mendukung dan mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan pemerintah.

Levi turut mendesak agar aparat penegak hukum segera mengusut dalang utama penyebar informasi hoax yang memicu aparat dan ormas bentrok dengan sejumlah mahasiswa asal Papua di Jawa Timur.


"Unggahan video penggrebekan di asrama mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya yang sudah diedit dan dibumbui sentimen rasis dan pelecehan terhadap simbol negara telah membuat saudara-saudara kita di Bumi Cendrawasih meledakkan amarah," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (21/8).

Dalam hal ini, TJI turut mengajak seluruh masyarak untuk bersatu padu menjaga kondusivitas tanah air. Caranya, dengan tidak ikut menyebar informasi hoax yang beredar dan memicu konflik semakin memanas.

"Hal itu bisa dilakukan dengan hal yang paling sederhana dimulai dari diri kita sendiri, yaitu tidak ikut menyebar berita hoax yang turut menjadi penyebab kemarahan masyarakat di Papua," sambung Levi.

Levi menduga gejolak di Papua Barat terjadi karena ada konstruksi sosial yang dilakukan oleh oknum tertentu. Mereka dengan sengaja mengembangkan informasi-informasi yang memicu kemarahan publik, demi kepentingan mereka sendiri.

"Atas alasan itu, kami mengapresiasi respons cepat pemerintah melalui kepolisian dan TNI yang telah mengkondisikan gejolak di sejumlah daerah di Papua, terutama di Manokwari," tambah Levi.

Lebih lanjut, TJI mengapresiasi respons Presiden Joko Widodo yang mengimbau masyarakat Papua untuk memaafkan tindakan serta ucapan rasis yang dilakukan sejumlah oknum ormas dan aparat di Jawa Timur.

"Kata Presiden Jokowi emosi boleh, memaafkan lebih baik. Artinya Presiden memaklumi kemarahan rakyat Papua yang kerap mengalami intimidasi dan sentimen rasis. Tapi di sisi lain, Presiden berharap kemarahan tidak diluapkan dengan merusak fasilitas negara dan mengganggu ketertiban umum," tutupnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya