Meidawati memberi keterangan kepada wartawan/RMOL
Pertamina mengerahkan nelayan untuk mengumpulkan tumpahan minyak di pantai Karawang, Jawa Barat, dampak kebocoran pipa proyek Hulu Energi sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Setelah mendata dan mengerahkan nelayan, Pertamina berjanji membayar kompensasi harian bagi para nelayan yang sedang tidak melaut karena bukan musim panen ikan.
"Ada pendataan, membentuk tim dari Bupati setempat. Ini belum musim mereka menangkap ikan. Jadi kami juga mengerahkan mereka untuk membantu angkat tumpahan di laut," terang Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Meidawati, dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Gambir Jakarta Pusat, Kamis (8/8).
Meidawati mengklaim, dalam satu hari saja, Pertamina dapat menyalurkan kompensasi sekitar Rp 250 ribu terhadap tiap nelayan yang membantu mengangkat tumpahan minyak di laut Karawang. Para nelayan membantu mulai dari mengumpulkan dan mengangkut limbah. Mereka juga diberikan uang makan.
"Kami data, jumlahnya tidak merata setiap hari. Prinsipnya, kami tidak ingin ada yang dirugikan," tutur Wati.
Kebocoran pipa milik Pertamina di wilayah PHE ONWJ menyebabkan air laut di sepanjang Pesisir Pantai Utara Karawang tercemar limbah bahan berbahaya serta beracun. Akibatnya, kematian banyak ikan di sejumlah tambak milik warga.
Tumpahan minyak mencemari perairan di beberapa kecamatan di Perairan Pantai Utara Jawa yaitu Kecamatan Pakisjaya, Tirtajaya, Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran, dan Kecamatan Cilamaya.