Berita

Mobil listrik/Net

Mobil Listrik Dan Logika Piknik

SABTU, 03 AGUSTUS 2019 | 09:36 WIB

SOLUSI polusi udara di kota-kota besar tidak akan bermakna apapun kalau hanya memenuhi opsi bisnis perorangan semata. Apalagi nantinya berbalut kepentingan bisnis yang tidak lepas dari kebijakan politik untuk diputuskan melalui Perpres.

Banyak hal yang wajib kita kaji bersama untuk mendapatkan solusi tepat guna atas persoalan pencemaran udara. Melibatkan elemen utama masyarakat sebagai pelaku transportasi dan produsen alat transportasi adalah salah satu keniscayaan, tanpa kita harus terkagum-kagum dulu dengan mobil listrik ataupun mobil terbang.

Sangat disayangkan, bahwa lagi-lagi masyarakat membaca isu polusi saat ini, apalagi di Jakarta, tidak lepas dari proyeksi kepentingan elite dengan bisnis China.


Masyarakat boleh jadi kesal, mengingat mobil/armada transportasi bis listrik ini menggunakan tenaga baterei buatan China. Bayangan uang rakyat terbakar sia-sia di depan mata.

Kekesalan uang rakyat hilang percuma merupakan wujud dari ingatan yang harus kita hargai.

Bayangan keraguan atas kualitas bis China tidak bisa tertolak. Ingat, puluhan bis TransJakarta buatan China yang rontok karena terbakar dan sebagiannya lagi menjadi menjadi armada rongsok, sementara pejabatnya lepas tangan? Triliunan rupiah uang rakyat menjadi terbuang habis hanya dalam sekejap.

Mengatasi polusi di kota-kota besar seperti di Jakarta tidak boleh artifisial belaka. Jangan seperti pemimpin piknik ke luar negeri. Apa-apa yang dilihatnya hebat. Liat mobil listrik terkagum-kagum. Terus minta pejabat daerah beli dan segera diberlakukan sebagai solusi tunggal.

Padahal kita sebagai rakyat berharap pemimpin yang kita miliki memiliki pandangan jauh ke depan. Menemukan solusi atas apapun kajiannya wajib menjangkau kepentingan pembangunan secara lebih luas.

Misalnya, bila mengacu teknologi baterei sebagai mesin mobil listrik, maka pembuatannya tidak lepas dari bahan baku nikel. Sementara negeri kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Dan kenyataannya tambang nikel kita mulai menjadi pusat ekspansi eksplorasi perusahaan China seperti di Sulawesi Tenggara dan beberapa lokasi lain di Maluku dan Papua.

Melihat potensi bahan nikel menjadi komponen kimiawi utama sebagai penghasil baterei, di mana China untuk itu produksi besar-besaran, maka sesungguhnya negeri kita merupakan pemilik cadangan listrik alternatif masa depan dunia.

Seorang pemimpin dengan logika berfikir komprehensif pasti akan meletakkan kekayaan kita sebagai kekuatan ketahanan nasional/geo politik yang mampu ditransformasikan sebagai geo strategi NKRI yang kuat.

Jadi menurut saya, jangan terlalu bangga dengan mobil listrik selama tidak mengetahui bahwa mesin baterei mobil listrik China itu dibuat dari mengeruk kekayaan nikel kita tanpa kita peroleh nilai tambahnya sama sekali.

A. Uwais Alatas
Aktivis Silabna (Silaturahmi Anak Bangsa).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya