Pencari suaka yang berada di Jalan Kebon Sirih, Jakarta/RMOL
United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) bersyukur Indonesia menjadi salah satu negara yang selalu membantu dan menampung para pengungsi dari negara yang sedang mengalami konflik.
Hal itu disampaikan perwakilan UNCHR di Indonesia, Thomas Vargas dalam menanggapi banyaknya pengungsi yang berkumpul di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah Indoensia karena memiliki sejarah panjang menolong pengungsi di masa lalu, dari mulai zaman dulu ketika krisis pengungsi dari Indo Cina sampai krisis perahu di selatan Yaman di mana Indonesia bisa berikan tempat yang aman bagi para pengungsi ini," ungkap Vargas di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Selasa (9/7).
"UNHCR sangat bersyukur pada Republik Indonesia karena bergabung dengan negara lainnya memberikan tempat aman kepada para pengungsi," sambungnya.
Untuk diketahui, di akhir tahun 2018, UNHCR mencatat sebanyak 25,9 juta pengungsi dan 3,5 juta pencari suaka yang tersebar di seluruh dunia.
Sebagian besar pengungsi berasal dari Suriah 6,7 juta pengungsi, Afghanistan 2,7 juta pengungsi, Sudan Selatan 2,3 juta pengungsi, Myanmar 1,1 juta pengungsi dan disusul Somalia sebanyak 900 ribu pengungsi.
Selain itu UNHCR mencatat bahwa sebanyak 84 persen pengungsi ada di negara berkembang dan di negara kurang berkembang, serta 16 persen di negara maju. 6,7 juta pengungsi diantaranya ditampung oleh negara kurang berkembang, yaitu Turki 3,7 juta pengungsi, Pakistan 1,4 juta pengungsi, Uganda 1,2 juta pengungsi dan Sudan 1,1 juta pengungsi.
