Berita

Gudang Beras/Net

Nusantara

Beras Menumpuk Di Gudang Bulog, Legislator Desak Menko Darmin Segera Bertindak

KAMIS, 27 JUNI 2019 | 17:04 WIB | LAPORAN:

Ribuan ton beras menumpuk di gudang-gudang milik Badan Usaha Logistik (Bulog). Dikhawatirkan, beras-beras itu akan rusak dan membusuk jika situasi tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama.

Anggota Komisi IV DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, Menko Perekonomian Darmin Nasution harus segera mencari solusi atas menumpuknya beras di gudang Bulog itu.

"Kalau masalah ini tidak segera dicari solusinya, bakal jadi bom waktu. Menko Perekonomian harus bergerak cepat mencari jalan keluar terbaik," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (27/6).

Rahmad menjelaskan, saat ini ada 10.000 ton beras yang ada di gudang Bulog Divisi Regional Jawa Timur sudah tidak layak dikonsumsi. Jumlah itu, menurutnya, hampir sama dengan 50 persen stok beras tidak layak secara nasional.

“Peristiwa temuan 6 ribu ton beras busuk di Gudang Bulog seperti di Sumatera Selatan beberapa waktu lalu tidak boleh terulang. Beras yang sudah ditanam petani, tidak boleh mubazir terbuang percuma," tegasnya.

Rahmad menilai, penumpukan beras ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan dalam tugas Bulog sebagai penyerap gabah petani dan penyalur beras sejaligus.

Masalah penyaluran beras yang dihadapi Bulog semakin runyam karena pemerintah sejak tahun 2017 lalu telah mengganti program bantuan Beras Sejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Akibatnya, beras petani yang diserap itu jadi menumpuk di gudang karena Bulog sendiri tidak tahu harus menyalurkan kemana.
“Negara harus mencari solusi menangani masalah perberasan ini. Kalau Bulog menadapatkan tugas utama sebagai pengedalian harga dan stok beras nasional, ya tidak boleh setengah setengah begini," ujar Rahmad.

"Kalau begini kan Bulog dikejar target untuk menyerap gabah petani, lantas beras tersebut disalurkan kemana? Komersil? Saya kira urusan perberasan komerasil tetap diserahkan ke swasta dan Bulog tetap bertugas sebagai pengendali harga dan menyerap gabah petani,” imbuhnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya