Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Pemerintah Seharusnya Sosialisasikan Informasi Secara Benar, Bukan Pantau Medsos

JUMAT, 07 JUNI 2019 | 14:56 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

  Rencana pemerintah akan memantau media sosial menjelang pengumuman Mahkamah Konstitusi (MK) dikhawatirkan akan berujung seperti pembatasan medsos seperti yang terjadi saat Aksi 21-22 Mei lalu.

Dosen Komunikasi Politik Universitas Bhayangkara Jaya, Diah Ayu Permatasari mengatakan, pembatasan media sosial saat pengumuman di MK tidak perlu dilakukan karena pemerintah seharusnya memberikan informasi yang baik.

"Kemungkinan pembatasan media sosial pada saat pengumuman MK saya rasa tidak diperlukan, mengingat saat seperti ini justru dibutuhkan informasi yang tersosialisasikan dengan baik dan benar oleh pemerintah," ucap Diah Ayu Permatasari kepada Kantor Berita RMOL, Jum'at (7/6).


Menurutnya, peran pemerintah dalam memberikan edukasi media sosial sangat diperlukan supaya masyarakat dapat menyaring informasi yang bermanfaat.

"Pembatasan yang terjadi bukan merupakan solusi terhadap permasalahan saat ini, tapi justru literasi dan edukasi terhadap penggunaan media sosial yang membuat masyarakat dapat melakukan penyaringan dari dirinya sendiri dan kesadaran bahwa bangsa kita butuh suasana yang aman dan damai," katanya.

"Sehingga segala macam provokasi dalam bentuk apapun tidak melalu cara pragmatis yang membatasi alat komunikasi," tandasnya.

Sebelumnya, Kemkominfo menyebut akan melanjutkan pemantauan media sosial menjelang sidang sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun ia belum memastikan apakah pemantauan tersebut disertai dengan pembatasan media sosial seperti pada aksi 22 Mei lalu.

Dikatakan Menkominfo Rudiantara, pemantauan media sosial diharapkan ampuh untuk membatasi eskalasi politik di dunia maya.  

"Bukan hanya hoax, kalau hoax itu berita tidak benar. Tapi juga konten yang sifatnya adu domba," ujar Rudiantara.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya