Berita

Hendardi/Net

Politik

Dugaan Setara, Aktor Utama Rusuh 225 Pensiunan Tentara

RABU, 29 MEI 2019 | 13:31 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Skenario terbesar di balik kerusuhan pada 22 Mei (225) lalu adalah memaksakan kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang kalah dalam hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ketua Setara Institute, Hendardi menguraikan ada dua saluran utama yang dilakukan. Pertama, pseudo-yuridis, dengan memaksakan kehendak kepada Bawaslu untuk mendiskualifikasi pasangan Joko Widodo-Maruf Amin.

“Itulah mengapa tekanan yang mereka berikan sebagian besar melalui Bawaslu,” terangnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/5).


Sementara jalan kedua adalah melalui politik jalanan dan inkonstitusional. Dalam hal ini, ada kelompok yang memaksakan tindakan rusuh dengan harapan akan melahirkan efek domino politik.

“Ada martir yang dikorbankan, harapannya memicu instabilitas politik skala besar, dan diharapkan presiden tidak bisa mengendalikan situasi,” katanya.

Sementara untuk aktor utama, Hendardi menyebut ada dua kemungkinan, yaitu pensiunan tentara dan jaringan kelompok radikal. Keduanya, pada dasarnya merupakan simpatisan dan pendukung yang menunggangi pasangan Prabowo-Sandi untuk kepentingan politik mereka masing-masing.

“Kalau preman-preman bayaran itu pion saja, hanya dipakai untuk kepentingan mereka,” sambung Hendardi.

Sementara narasi dan tujuan politik yang dibangun tidak akan berubah, meski kini Prabowo-Sandi telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hendardi memprediksi rusuh akan kembali terjadi saat MK memberi putusan atas gugatan itu.

Dia menilai tidak ada yang bisa menghentikan aksi kelompok ini. Sebab, mereka sudah memiliki agenda yang berbeda dan saling menunggangi.

“Prabowo juga tidak. Di tengah-tengah kelompok itu, Prabowo bukan solidarity maker. Dia figur elite yang juga sesungguhnya 'dipionkan' sebagai simbol oleh mereka, bahwa ini seakan-akan kontestasi elektoral dalam kerangka demokrasi,” pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya