Berita

Fadli Zon/Net

Politik

Fadli Zon: Jika Demokrasi, Hukum, Dan Ekonomi Amburadul, Rezim Ini Pantas Disebut Gagal

SABTU, 18 MEI 2019 | 17:16 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pemerintah kurang fokus dalam mengurus ekonomi negeri ini. Pemerintah dinilai abai sehingga berbagai kabar buruk mengenai ekonomi Indonesia terjadi selama bulan ini.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mencatat ada empat kabar buruk perekonomian selama bulan ini. Di antaranya, utang yang meningkat drastis menjadi Rp 4.528,45 triliun, pertumbuhan ekonomi 2019 yang berada di bawah perkiraan pemerintah dan Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah yang melempem terhadap dolar AS, dan defisit neraca perdagangan yang memecahkan rekor sejarah.

Baca: Empat Kabar Buruk Ekonomi Indonesia Selama Sebulan

Fadli menilai perhatian pemerintah telah melenceng ke mana-mana. Wacana pemindahan ibukota adalah contohnya.

“Bagaimana bisa pemerintah berpikir akan memindahkan ibukota di tengah kondisi ekonomi yang tidak perform semacam itu?” tanyanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (18/5).

Dia memprediksi defisit neraca perdagangan, pertumbuhan ekonomi yang di bawah target, serta defisit APBN akan terus membesar. Ini sekaligus menunjukkan buruknya kinerja ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Tingginya impor non-migas, yang sekitar 90 persennya merupakan impor bahan baku dan barang modal, ternyata tak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan. Artinya, impor tidak mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Buktinya, sesudah lima tahun pertumbuhan ekonomi kita di bawah Jokowi terus stagnan di angka 5 persen,” sambungnya.

Kegagalan pemerintah mendongkrak perekonomian ini, lanjutnya, kian menggenapi kegagalan Jokowi dalam menjaga demokrasi dan kebebasan sipil.

Perlu diingat bahwa ancaman kebebasan sipil yang muncul di masa Jokowi telah membuat Indonesia turun status dari negara 'bebas' (free) menjadi negara 'bebas sebagian' (partly free). Iti tercatat dalam laporan Freedom House.

“Tak heran, peringkat demokrasi kita terjun bebas 20 peringkat dari sebelumnya ada di posisi 48 pada 2016 menjadi 68 pada 2018 silam menurut data The Economist Intelligence (EIU),” sambungnya.

Ditambah dengan kecurangan Pemilu 2019 yang demikian massif, adanya korban jiwa pesta demokrasi yang jumlahnya sudah lebih dari 600 orang, yang kini telah mendapatkan perhatian dunia internasional, peringkat demokrasi Indonesia tahun ini mungkin akan makin memburuk.

“Sesudah dua puluh tahun reformasi, kini kita sedang berada di titik balik otoritarianisme,” kata wakil ketua umum Partai Gerindra itu.

“Jadi, jika demokrasi gagal ditegakkan, hukum gagal diangkat, dan kini ekonomi juga kian amburadul, maka rezim ini memang pantas disebut rezim gagal,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya