Berita

Foto: Ilustrasi

Hukum

Pansel Pimpinan KPK Diisi Nama Berkinerja Buruk

SABTU, 18 MEI 2019 | 04:50 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo telah menetapkan sembilan Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penetapan tersebut dinilai akan dikuasai oleh kelompok tertentu.

Wakil Direktur Madrasah Anti Korupsi (MAK), Gufroni mengatakan, nama-nama Pansel yang telah ditetapkan Jokowi merupakan Pansel yang pernah menjabat sebelumnya. Kinerja mereka, dinilainya buruk.

"Dari nama-nama yang masuk sebagai anggota Pansel terdapat nama yang sebelumnya pernah menjabat Pansel empat tahun lalu yang kinerjanya buruk dan menghasilkan komisioner yang buruk pula," ucap Gufroni, Wakil Direktur Madrasah Anti Korupsi (MAK) kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/5) malam.


Selain itu menurut Gufroni, terdapat beberapa nama yang diduga memiliki hubungan yang dekat dengan instansi Kepolisian. Sehingga, penetapan yang dilakukan Jokowi dinilai KPK akan dikuasai oleh pihak kepolisian.

"Lalu ada nama-nama yang terindikasi punya hubungan dekat dengan instansi kepolisian, sehingga bisa diduga penempatan nama-nama tersebut adalah upaya maksimal polisi untuk menguasai KPK. Maka kemungkinan besar unsur dari kepolisian akan banyak yang daftar sebagai calon pimpinan KPK. Kita lihat saja nanti," jelasnya.

Tak hanya itu, Gufroni menduga nama-nama yang ditetapkan oleh Jokowi juga terindikasi akan dikuasai oleh kelompok tertentu serta mempunyai kepentingan tertentu.

"Kami menduga, penetapan nama-nama Pansel oleh Presiden diduga ada semacam hidden agenda untuk memasukkan satu kelompok untuk menguasai KPK sehingga bisa dikendalikan sepenuhnya," katanya.

Dalam struktur yang telah ditetapkan Presiden Jokowi, Dr. Yenti Garnasih menjabat sebagai ketua merangkap sebagai anggota, sedangkan wakilnya ialah Prof. Dr. Indriyanto Senoadji.

Selain itu, enam anggotanya ialah, Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo, Prof. Dr. Marcus Priyo Gunarto, Prof. Dr. Hamdi Moeloek, Dr. Diani Sadia Wati, Dr. Mualimin Abdi, Hendardi dan Al Araf.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya