Berita

Foto: Net

Politik

Warning Fahri Ke KPU, Masih Ada Waktu Bersikap Arif Bijaksana

KAMIS, 16 MEI 2019 | 19:13 WIB | LAPORAN:

Massifnya kecurangan di pelaksanaan Pemilu serentak 2019, utamanya Pemilihan Presiden (Pilpres), tidak hanya dikeluhkan Prabowo-Sandi, tapi juga Jokowi-Maruf.

Sayangnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara tidak menerimanya dengan keprihatinan.

"Kesan saya, penyelenggara pemilu bilang gini, "Salah sendiri nggak curang, pemilu ini memang didisain curang kok, silakan curang sebesar-besarnya dan kecurangan yang tidak bisa dibuktikan akan menjadi kemenangan yang sah. Selama gugatan tidak mengurangi angka curang maka sia-sia saja," ujar Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah kepada wartawan di gedung Nusantara III Senayan, Jakarta, Kamis (16/5).  

Pemilu dulu ada kecurangan, retail dan kecil tapi diam-diam dan hanya buah bibir. Namun sekarang, menurut Fahri, kecurangan telah diperingatkan juga tetap didiamkan.

Mulai dari rekayasa DPT, manipulasi pencoblosan sampai sulap-menyulap rekap suara.

"Sikap penyelenggara pemilu sama, memuji diri sendiri dengan segala cara. Sikap penyelenggara pemilu yang mau menang sendiri sekarang ini, saya khawatirkan akan menyebabkan lahirnya goncangan di tengah publik," kata dia.

Meski kecurangan nampak jelas, inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu melihat tidak ada yang mau tampil menjawab kegelisahan publik. Sebaliknya yang ada membela diri secara berlebihan, bahkan mengancam penanya.

"Nanti kalau kegelisahan ini menjadi bara api yang menyebar, kesadaran kita terlambat sudah. Masih ada waktu untuk bersikap arif dan bijaksana atau paling tidak, sudilah mendengar apa adanya, akuilah kelemahan dan mau membentuk tim investigasi bersama agar hasil pemilu ini bersih dan legitimate diterima oleh semua pihak dan melahirkan pemimpin berwibawa dan terhormat," Fahri mengingatkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya