Berita

Darori Wonodipuro/Net

Politik

DPR Ingin Penyaluran Beras Bulog Ke ASN Dikaji Matang

SELASA, 07 MEI 2019 | 19:32 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kebijakan Perum Bulog untuk menyalurkan beras kepada para aparatur sipil negara (ASN) sebagai tunjangan menuai kritik dari Komisi IV DPR. Apalagi alasan pemberian itu karena stok Bulog berlebih hingga dua juta ton.

Anggota Komisi IV Darori Wonodipuro mengaku tidak mempermasalahkan rencana pemberian beras tersebut, asalkan beras yang diberikan memiliki kualitas yang baik.

Dia tidak ingin jika kemudian para ASN dijadikan sebagai ‘kelinci percobaan’ dan korban dari ketidakmampuan Bulog menjalankan tugas.


“Kalau ini kualitasnya sudah tidak bisa dimakan dan untuk habisin stok, maka itutidak benar," kata Darori kepada wartawan, Selasa (7/5).

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kebijakan ini. Di antaranya, transportasi dan penyimpanan beras selama proses pengiriman ke ASN.

Baginya, jika usia beras masih lima bulan dan warna belum berubah, maka beras layak untuk dibagi. Pembagian ini selanjutnya harus memperhatikan tempat tinggal para ASN.

“Kalau pegawai yang tinggal jauh seperti di Bogor, apa bisa bawa berasnya naik bus tidak mengganggu. Jadi segi angkutan bagaimana, apa didrop ke daerahnya. Jadi transportasinya bagaimana. Biasanya mereka beli beras di pasar rumahnya," imbuhnya.

DPR menurutnya, akan mempertanyakan kebijakan ini. Banyak aspek yang akan dibahas dengan pemerintah.

"Harus dipikirkan lah itu. Kami akan tanyakan dalam RDP (rapat dengan pendapat) dengan Bulog, kenapa begini. Kemudian apakah pemerintah sudah setuju dari menteri keuangan yang membayarkannya. Apakah Menkeu dan Bulog sudah sepakat," pungkas politisi Gerindra itu.

Senada dengan itu, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Assyifa Szami Ilman juga menyebut penyaluran beras Bulok ke ASN butuh pertimbangan matang.

Jangan sampai, kata dia, kebijakan itu justru memberikan dampak kepada lesunya perdagangan di pasaran dan dapat menyebabkan menurunnya pendapatan para pedagang. Apalagi, jumlah ASN di Indonesia tidak sedikit.

"Misalkan nanti diberikan secara gratis kepada PNS, artinya jumlah permintaan beras di pasaran bisa menurun. Selain itu, biaya penyalurannya seperti apa, juga harus dipertimbangkan," ungkap Ilman.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya