Berita

Kaisar Akihito/Net

Dunia

Turun Tahta, Akihito: Era Reiwa Akan Membawa Perdamaian

SELASA, 30 APRIL 2019 | 17:05 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kaisar Jepang Akihito mengumumkan pengunduran dirinya dalam upacara bersejarah di Istana Kekaisaran di Tokyo sore ini (Selasa, 30/4).

Dalam pidato publik terakhirnya sebagai kaisar, Akihito menyerahkan simbol-simbol kekuasaan dan berterima kasih kepada publik atas dukungan mereka selama 30 tahun masa pemerintahannya.

Sejak pagi hari, Akihito mengambil bagian dalam upacara Shinto untuk melaporkan rencananya kepada nenek moyang mitologis keluarga kekaisaran Jepang.


Upacara tersebut berlangsung di Istana Kekaisaran di depan sekitar 300 orang termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe, Putra Mahkota Naruhito, dan Putri Mahkota Masako.

Akihito membawa segel negara bersama dengan pedang suci dan permata yang dianggap sebagai simbol keluarga kekaisaran di istana kekaisaran.

Dalam sebuah upacara singkat, Perdana Menteri Shinzo Abe menyampaikan pidato singkat. "Kami akan melakukan upaya terbaik untuk menciptakan masa depan yang cerah bagi Jepang yang bangga yang penuh kedamaian dan harapan," kata Abe dalam pidatonya.

Sementara dalam pidato terakhirnya, Akihito menuturkan bahwa dia berharap Jepang membawa perdamaian dan kemakmuran di dunia.

"Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang menerima saya sebagai simbol dan mendukung saya," katanya.

"Bersama permaisuri, saya berharap dari hati saya, era Reiwa akan damai dan berbuah, dan dengan ini saya berdoa untuk kesejahteraan dan kebahagiaan negara kita dan orang-orang di dunia," sambungnya seperti dimuat BBC.

Akihito secara teknis akan tetap menjadi kaisar sampai tengah malam ini. Kemudian pada hari Rabu pagi (1/5), Putra Mahkota Naruhito akan mewarisi tahta dan membawa era baru Reiwa.

Akihito yang kini berusia 85 tahun diberi izin untuk turun tahta setelah mengatakan dia merasa tidak mampu memenuhi perannya karena usia dan kesehatan menurun.

Dia adalah kaisar Jepang pertama yang mundur dalam lebih dari 200 tahun terakhir. Sementara kaisar tidak memiliki kekuatan politik dan Akihito berfungsi sebagai tokoh nasional.

Pemerintahan Akihito telah ditandai oleh interaksinya dengan orang-orang yang menderita penyakit dan bencana, yang telah membuatnya disayangi banyak orang Jepang.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya