Jumat Agung di Paroki St. Albertus Harapan Indah Bekasi/RMOL
Hujan yang mengguyur wilayah Bekasi, Jawa Barat tak menyurutkan ribuan umat Katolik di Paroki St. Albertus Harapan Indah Bekasi untuk memenuhi seluruh tempat duduk yang disediakan, baik di dalam gedung gereja maupun di tenda-tenda yang dibangun di sekeliling gereja untuk mengikuti Perayaan Jumat Agung, Jumat (19/4).
Tidak ada penjagaan ketat seperti pemeriksaan tas, pintu metal detektor ketika umat memasuki halaman gereja secara tertib. Para petugas internal berpakaian batik hanya mengamati dengan wajah ramah seraya mempersilahkan umat masuk ke dalam gereja.
Bagi umat Katolik, Jumat Agung merupakan peristiwa penting untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus di Kayu Salib setelah mengalami berbagai penyiksaan usai diadili oleh Bangsa Yahudi dalam pemerintahan Ponsius Pilatus.
Tidak ada ritus pembuka dan tanda salib ketika Pastor Yustinus Kesaryanto memimpin jalannya ibadah yang didahului penghormatan altar dengan cara merebahkan diri di depannya sebagai simbol pernyataan kefanaan manusia. Sementara seluruh umat berlutu dan berdoa dengan hikmat.
Dalam perayaan Jumat Agung, penghormatan kepada Salib Suci merupakan puncak ibadah diawali dengan perarakan Kayu Salib yang dipimpin oleh Pastor Kesaryanto dilanjutkan dengan penghormatan Kayu Salib yang dilaksanakan secara pribadi oleh umat, didahului Imam dan pro diakon dengan mencium Salib silih berganti.
Yang menarik, pembacaan kisah sengsara Yesus dibacakan oleh tiga orang secara bersahutan dengan alunan lagu Passio sehingga membuat umat hanyut terbawa dalam suasana khusuk dan mendalam.
Ibadah Jumat Agung ditutup dengan ibadah Komuni Kudus, yaitu pembagian Hosti yang telah dikonsekrasikan sebagai perlambang tubuh Kristus yang mempersatukan diri-Nya secara rohani untuk umat beriman.
