Berita

Ilustrasi/Net

Politik

KORSA: Lembaga Hitung Cepat Lakukan Kebohongan Publik

RABU, 17 APRIL 2019 | 21:45 WIB | LAPORAN:

Hasil hitung cepat yang memenangkan Jokowi-Maruf adalah suatu kebohongan publik yang nyata. Begitu disampaikan Koodinator KORSA Amirullah Hidayat dalam keterangan persnya kepada redaksi, Rabu (17/4).

Menurut Amir, kebohongan lembaga survei dapat dibuktikan salah satunya yang mengeluarkan hasil wilayah Bali Jokowi dapat 90 persen suara.

"Itu tidak masuk logika karena hasil yang Komunitas Relawan Sadar Indonesia (KORSA) kumpulkan di lapangan Prabowo Sandi mendapatkan suara 40 persen," ujarnya.


Amir menambahkan, kejadia serupa juga terjadi di Jawa Timur, hasil yang di keluarkan lembaga survei tersebut yang mengatakan bahwa Jokowi mendapatkan suara 70 persen.

"Jelas itu kebohongan yang nyata karena suara Prabowo di Jawa Timur itu 56 Persen. Ini dapat kita pertanggung jawabkan," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Amir, KORSA meminta rakyat untuk tidak mempercayai hasil hitung cepat yang dikeluarkan lembaga survei dan diviralkan oleh televisi. Sebab itu adalah dalam rangka penggiringan opini publik bahwa Jokowi menang.

Ia menambahkan, dari data sementara yang KORSA peroleh secara nasional, pasangan Jokowi-Maruf hanya memperoleh suara 39 persen dan Prabowo-Sandi 61 persen. "Tapi besok kami akan finalkan data secara keseluruhan," ujar Kader Muhammadiyah ini.

"Kita juga meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera melakukan audit terhadap lembaga survei akibat kebohongan publik yang dilakukan. Dan KPU RI juga harus netral jangan mengikuti keinginan penguasa yang mau menang dengan segala cara, salah satunya menggiring opini publik melalui lembaga survei tersebut dan kita siap laga data," demikian Amirullah.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya