Berita

Foto: Net

Politik

NIK KTP Ganda Di Pilpres 2019, Nama Beda Tapi Modusnya Baku

KAMIS, 28 FEBRUARI 2019 | 10:19 WIB | LAPORAN:

Permasalahan daftar pemilih dari Pemilu ke Pemilu selalu menjadi persoalan klasik dan tak pernah kunjung tuntas.

Koordinator Eksekutif Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI), Yudi Syamhudi Suyuti menceritakan pengalamannya beberapa kali menjadi tim pemenangan Pemilu di Pilkada, justru pemilih ganda menjadi kekalahan calon hebat yang didukung massa pemilih kuat dan solid.

"Teknik ini ternyata beragam modelnya tapi gaya dan modusnya baku. Sekarang di Pilpres, gunakan NIK KTP ganda tapi namanya beda. Modus begini, matematikanya sama. Tapi gayanya saja yang beda," kata Yudi dalam keterangannya, Kamis (28/2).

Tapi ketika dilaporkan ke KPU atau KPUD selalu berkilah meski pemilihnya ganda tetap dihitung satu.

"Ternyata itu cuma bujuk rayunya saja. Tapi saat sekarang ini sepertinya ada skenario yang akan membalikkan fakta dengan penanaman cara pandang, ada upaya-upaya untuk melemahkan kredibilitas KPU dari pihak-pihak tertentu," tengarainya.  

Ia curiga skenario ini dipasang kubu rezim dan para spin doctor untuk membuat apologetik atau alasan pembenaran.

"Lihat saja banyak profesor bicara seperti itu, juga petinggi partai dan debat-debat di level warung kopi hingga ruang sosial media," jelasnya.

Menurutnya, ini indikasi sebuah kekuasaan di suatu negeri yang tidak mau turun atau tidak mau dibantah, meski kesalahannya sudah telanjang.

"Sebuah gerbong rezim seperti ini, di zaman Romawi disebut tiran," ulasnya.

Yudi pun mendorong koalisi parpol pengusung dan pendukung pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno harus berembug supaya permasalahan ini bisa diatasi dengan cara cerdas.

"Karena situasi ini berpotensi menyulut kerusuhan massal dan besar-besaran," tegas Yudi mewanti-wanti.[wid]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya